story 2 : pesantren

221 16 0
                                    

Pagi ini seluruh santri Roan seperti hari jumat biasanya, kali ini gus zian mendapat roan dindalem bersama hendri.

"Lho kalian depet roan ndalem?" Tanya gus lana

"Nggeh gus!(ya gus!)" Jawab mereka

"Emm.. maaf ya saya tinggal bantu roan didalam pondok!"

Mereka menyapu dan mengepel di depan pintu kamar yang ada dilantai satu dan dikejutkan dengan pintu yang terbuka, menampilkan perempuan yang sangan cantik dengan balutan sarung, kemeja, dan jilbab yang senada.

Perempuan tersebut terkejut dan langsung menunduk "emm.. maaf kang!"

"Eh masyaallah cantiknya, nikamat mana lagi yang kau dustakan" ujar hendri dengan geleng geleng kepala

"Hen!" Gus zian mencubit perut hendri dan menimbulkan ringisan dari sang empu.

"Kamu mah zi sakit tau!"

"Em.. maaf kang saya pergi dulu!" Ujar perempuan tadi dengan nada lirih dan menunduk.

"Cantik kan zi!" Goda hendri sambil mengangkat satu alisnya, gus zian menahan tawa nya sungguh memang cantik perempuan tadi tapi...

"Astaghfirullah... kamu mah hen pikiranku jadi ternodai kan!"hendri tertawa melihat temannya satu ini.

"Dia itu ning ifaa, adik nya gus lana dan ning ifaa selisih dua tahun dari gus lana."

Setelah selesai roan dindalem mereka duduk di gazebo taman semabari menikmati angin.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumussalam!"

"Eh len tau kagak aku habis ketemu bidadari" kekeh hendri

"Kamu tau yang dimaksud siapa zi?" Tanga valen ke arah gus zian.

"Sini aku bisikin"

"Wah wah ngincernya yang cantik cantik kamu mah!" Ujar valen setelah mendengar bisikan dari gus zian.

Dor

Gus lana datang membawa kresek ditanganya sambil mengejutkan teman temannya itu.

"Ya allah gus!" Ujar mereka sambil geleng geleng

"Hayo pada ngomongin siapa?"

"Tuh gus, zian suka sama ning ifaa!" Goda hendri

"Alah jujur aja napa hen!" Gus zian menggoda balik hendri dan dibalas kekehan dari gus lana

"Haha.. nih saya bawain es!" Gus lana menyodorkan satu kantong plastik yang langsung direbut sama mereka.

"Oh ya mau ikut saya nggak? besok kepasar buat acara di ndalem?"mereka mengiyakan ajakan gus lana.

Malam berganti pagi sebelum kepasar mereka sempatkan untuk halaqoh terlebih dahulu, gus zian yang notabennya sudah khatam disimak oleh kang valen yang sudah menjadi kang kang pengabdian.

Kang valen takjub dengan bacaan bacaan gus zian yang memperhatikan tartil dan baik, memperhatikan setiap tajwid dan makhorijul hurufnya bahkan tak ada yang kelupaan.

"Masyaallah zi, makhorijul huruf dan bacaannya gak da yang salah!, dulunya pernah mondok ya?" Gus zian menggelengkan kepalanya

"Terus?"

"Diajarin abah dari kecil kalau baca tuh begini begini ngafalin tuh harus gini gini" gus zian tersenyum melihat kearah kang valen

"Masyaallah"

"Yuk ke ndalem panggil gus lana!" Gus zian mengiyakan dan langsung pergi

Ndalem tak pernah absen dari ramainya orang didapur yang membuat sarapan, mereka berdua tak mengambil jalan dari arah pintu depan melainkan pintu belakang dekat dapur agar lebih dekat dengan kamar gus lana.

Gus Zian [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora