10# PENOLAKAN

70 78 42
                                    

Salah jika kau terus menolakku. Aku bukan orang yang mudah menyerah, pasrah, hanya sedikit mengalah.

- Len&Fad

Minggu pagi sekitar pukul sembilan, Alena sudah selesai mandi. Gadis itu nampak sedang bersiap-siap untuk pergi bersama Seva dan Kiara.

Alena pun membuka pintu lemari untuk memilih beberapa setelan pakaian yang ia miliki di dalam lemarinya yang rapi. Namun, sepasang matanya tertuju pada dress polos biru muda di atas lutut menggantung di sana.

Dress manis itu sudah menggantung di dalam lemarinya sekitar satu tahun lalu. Itu adalah kado ulang tahun pemberian dari mamanya. Dan sama sekali belum pernah ia kenakan.

Selama ini, Alena memang tidak pernah ke mana-mana. Jadi rasanya gadis itu tak pernah memiliki kesempatan untuk memakainya. Namun kali ini, ia akan pakai dress itu untuk hang out bersama kedua temannya.

Saat dress manis itu sudah melekat di tubuhnya, Alena melihat dirinya dari pantulan cermin. Ini seperti bukan dirinya. Terlalu feminim. Apalagi dengan dress di atas lutut, ditambah model dress itu memperlihatkan kedua pundaknya yang putih mulus. Alena merasa tidak percaya diri.

Alena pun berisiniatif menggunakan jaket putih polos untuk dipadukan dengan dress biru mudanya. Lalu Alena juga mengambil sebuah kalung berisinial "L" dari kotak hitam pemberian Fadril dari dalam tasnya.

Drrrtt..

Saat ponselnya bergetar di atas ranjang, Alena pun segera melihat notifikasi dari siapa itu.

Anda telah dimasukkan ke dalam grup "KAS" oleh Seva.

Alena mengernyitkan dahi. Bingung. "KAS?" batinnya.

(Seva)
Gue udah mau otw, nih..

(Kiara)
Halah, ga sabaran bgt pengen ketemu Mas Barista.

(Seva)
Diem, lu!
Buru! jangan lama-lama.
Alena, mana lu?
Diem-diem baek..

(Alena)
Gue ikut nyimak

(Kiara)
Hahahaha bengek

(Seva)
Ditunggu, ya..
Gue otw, nih!!

(Kiara)
Gue juga,
Gass ngenggg..

Alena tak lagi terfokus pada ponselnya. Karena waktu sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh, Alena pun memasukkan benda pipih itu ke dalam small bag.

Sebelm berangkat, Alena sekali lagi melihat dirinya dari pantulan cermin. Rambut sudah. Kali ini ia gerai hingga rambut panjangnya terurai indah. Agar tidak terlihat kosong, kalung dari Fadril pun menjadi aksesoris di lehernya. Dress, jaket, juga sudah terlihat rapi. Small bag mini hitam juga sudah menggantung di pundaknya. Terakhir, sneaker putih favoritnya yang akan ia kenakan.

•••

"Sev, lo kemasukan roh halus, ya? Dari gue dan Alena nyampe kafe, lo nggak berhenti senyum-senyum!" ucap Kiara.

Kebetulan Alena dan Kiara bertemu di parkiran saat hendak masuk ke dalam kafe. Dan Seva, sudah lebih dulu sampai di kafe.

"Gue udah dapet nomornya Pendi!" sebut Seva semangat.

"Pendi?" ucap Alena dan Kiara bersamaan.

Seva menunjuk ke arah barista dengan dagunya.

"Oohh. Namanya Pendi," celetuk Kiara. "Awas, entar di ghosting."

Len & FadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang