“Ya udah, gue pergi dulu.” Leta langsung tersenyum. Detik berikutnya, Devin langsung menancap gasnya pergi dari hadapan Leta.

Akhirnya, Leta bisa bernapas lega sekarang. Dia mengamati sekelilingnya yang nampak sepi, kenapa dirinya begitu bodoh menyuruh Devin menurunkannya di sini? Leta merogoh tasnya berniat untuk mencari ponsel. Setelah menemukan ponselnya, dia mencari kontak kembarannya.

“Jemput gue sekarang!” ucap Leta saat teleponnya tersambung. Detik berikutnya, dia langsung memutuskan sambungannya.

***

Setelah dirasa sudah cukup jauh dari tempat dia menurunkan Leta, Devin menghentikan motornya. Dia mengamati Leta dari kejauhan, Devin merasa ada yang aneh.

Bukannya dia tidak percaya pada Leta, tapi kawasan di sini sepi. Dan dia tidak ingin hal yang tidak diinginkan akan menimpa gadis itu. Devin berpikir untuk mengamati gadis itu diam-diam, setidaknya sampai gadis itu melangkah ke arah yang lebih ramai.

“Tuh, cewek beneran rumahnya di sekitar sini?” gumam Devin.

Dia masih saja fokus melihat Leta dari kejauhan, mengapa gadis itu diam saja di sana? Saat Devin hendak menghidupkan motornya kembali untuk menghampiri Leta, aksinya terhenti karena sebuah motor yang sangat dia kenali berhenti di tempat gadis itu berdiri.

Lelaki itu sahabatnya, Leo. Bisa dilihat, senyum Leta langsung terbit ketika Leo datang. Devin masih setia mengawasi Leta dari tempatnya. Devin melihat Leta tanpa ragu menaiki motor sahabatnya itu. Dan yang membuat Devin membulatkan matanya adalah, Leta yang tanpa disuruh langsung melingkarkan tangannya pada perut Leo.

“Cih, apa-apaan mereka. Jadi selama ini, mereka punya hubungan yang nggak diketahui orang lain?” Devin mencibir, detik berikutnya tersenyum kecut.

***

Setelah sampai di rumahnya, Leta langsung membuang tasnya asal. Kemudian langsung menghamburkan dirinya ke atas sofa, dia memposisikan tubuhnya terlungkup di atas sofa dengan kakinya yang dihentak-hentakkan.   

“Lo kenapa sih, Ta?” tanya Leo yang terheran melihat kembarannya yang misuh-misuh.

Brukk

Bukannya mendapat jawaban, Leo malah mendapat bantal terbang yang mendarat mulus di wajah tampannya. Siapa lagi pelakunya jika bukan Leta, kembarannya yang tidak mempunyai akhlak.

“Lo kenapa jemput gue lama banget sih?! Kalo gue tadi diculik gimana?” Leta merubah posisinya untuk duduk, dia menatap sengit ke arah kembarannya. Yang ditatap hanya memutar bola matanya malas.

“Gue langsung otw pas di telfon lo. Lagian, lo ngapain sih di jalan yang sepi kayak gitu?” sahut Leo, kemudian mendudukkan bokongnya di samping Leta.

“Tadi Devin mau nganterin gue pulang-”

“Terus, ngapain jadi lo ditinggal di jalan sepi kayak gitu?” tanya Leo memotong ucapan Leta yang belum selesai.

“Ish! Dengerin dulu makanya!” Leo mengangguk.

“Ya lo tau kan, kalo gue ini lagi nyamar. Kalo dia nganterin ke sini, dia bakal tau dong kalo gue kembaran lo. Bisa hancur usaha gue selama ini.”

“Lo jadi cewek jangan bego-bego banget bisa nggak sih? Lo masih punya otak buat mikir kan? Emang nggak bisa, milih jalan yang lebih ramai sedikit daripada jalan yang tadi?” Leta menatap sengit ke arah lelaki jangkung di sampingnya.

“Ya gue kan- ah, udahlah.” 

“Pokoknya lo yang salah.” Leo menatap tidak percaya. Apa-apaan dirinya yang disalahkan? Perasaan dia tidak melakukan kesalahan sama sekali.

“Kok jadi gue? Emang gue salah apa coba?” Bukannya menjawab, Leta malah menendang Leo sampai membuat lelaki itu tersungkur ke lantai.

Astaghfirullah, Ta. Gue salah apasih sama lo.” Leo mengusap dadanya untuk mencoba bersabar.

“Lo lagi pms, yah?”

“Iya!” jawab Leta sewot. Benar dugaannya, sikap Leta memang selalu menyebalkan jika sedang kedatangan tamu setiap bulan.

Dan Leo adalah sasaran empuk bagi Leta untuk melampiaskan amarahnya. Sabar, hanya kata itu yang mampu Leo ucapkan di dalam hatinya.

“Beliin pembalut sana! Inget, yang ada sayapnya.” Leo membulatkan matanya.

“Kenapa gue?” Leta langsung menatap horror ke arah Leo. Jika kembarannya sudah menatap dirinya seperti itu, mau tidak mau dia harus menuruti Leta jika masih ingin hidup.










Tbc...

Harusnya tadi malam update, tapi malah ketiduran. Maaf yaa, hehe

NERDWhere stories live. Discover now