'Aku mengingat dimana team leader juga membuat tumpukan kertas seperti ini setelah invensi.'

Huh?

Aerith menerima beberapa kertas yang diberikan Alberu, lalu membacanya. "Ini ..." bisik gadis itu membaca dengan seksama, kemudian iris itu bergulir ke arah pemuda dihadapannya.

"Mereka mengira bahwa Kerajaan Roan melanggar dari persetujuan?" Tanya Aerith berusaha menyakinkan diri apa yang ditulis ini sebuah kebenaran, Alberu mengangguk kepala sebagai jawaban dari pertanyaan Aerith.

Bukankah, mereka terlalu bodoh untuk membuat sebuah alasan?

"Yang Mulia, tempat yang telah saya kunjungi berada di Kerajaan Whimper 'kan?"

"Benar, itu isi laporan yang kau berikan padaku sebelumnya."

"Lalu, kenapa mereka yang begitu sensitif seperti ini?"

"Karena wilayah itu dibangun oleh Kerajaan Norland secara diam-diam, agar bisa menandakan bahwa itu adalah wilayahnya."

Alberu kembali menjelaskan yang tertulis di laporan tersebut, berbeda dengan Aerith yang masih mencerna laporan yang kurang masuk akal. Ah, tidak .. bukan laporan tersebut tetapi Kerajaan Norland-lah yang memiliki pikiran tolol.

Apa mereka ingin mengikuti perperangan tersebut? Tidak, sepertinya Raja dan aristokrat dari Kerajaan Norland yang bodoh menyetujui ide tersebut.

"Mereka sepertinya menyetujui permintaan dari kelompok organisasi bajingan itu, Jia-ah." Ucap Aine terdengar dari dalam pikirannya, Aerith mengangguk mengerti. Dia sudah yakin bahwa keduanya berhubungan satu sama lain.

Aerith kembali membaca laporan tersebut dengan seksama, lalu mengingat informasi yang ada di dalam kertas ini. Kemudian, dirinya menaruh laporan tersebut dan memandangi Alberu yang mengulas senyum menandakan bahwa ia mengerti apa yang Aerith katakan setelah membaca laporan tersebut.

"Yang Mulia," panggil Aerith memandangi Alberu yang masih mengulas senyum,

"Ya, Nona Aerith?" balas Alberu ramah, tidak peduli Aerith yang merasakan sepat saat mendengar nada ramah tersebut.

"Ehem, sepertinya, saya akan membuat rumah di Hutan kegelapan saat badai terjadi. Tolong menangkan badai tersebut agar saya bisa kembali keluar," beritahu Aerith menaruh tangan di atas dada, masih mengulas senyum penuh harap.

Hampa, tidak ada satu orangpun membuka percakapan. Aerith dan Alberu masih mengulas senyum satu sama lain, putera mahkota ini sedikit tidak paham apa yang ada dipikiran oleh Aerith Mathis. Sejak mereka bertemu, Aerith tidak begitu tertarik dengan sosialisasi dan politik. Masuk ke dalam perjamuan, gadis ini hanya melakukan tugas sebagai penerus keluarga Mathis, berbicara seadanya lalu pergi.

-- walau gadis ini mengetahui sebuah rahasia, namun itu ia tidak menggunakan sama sekali.

"Nona Aerith, tidak perlu merendahkan diri seperti ini. Aku yakin dengan seorang ahli pedang sepertimu bisa membantuku untuk menenangkan badai ini bersama-sama,"

BANGSAT! ' Aerith langsung menggigit lidahnya agar berusaha tidak membalas dengan umpatan, apa lagi melihat senyuman dari bocah di depannya saat ini ... ya. Semisalnya ditambahkan saat umur sebelumnya, Alberu Crossman adalah seorang bocah kecil di matanya saat ini.

"Apa sebaiknya, aku kabur saja sebelum perang terjadi." Gumam Aerith membuat Alberu mengulas senyum sambil mengangkat alisnya,

"... aku mendengar apa yang kau bilang Nona muda." Timpal Alberu membuat Aerith mengalihkan pandangannya, dengan wajah sepat.

Kemudian, Alberu melanjutkan kembali pembicaraan soal Kerajaan Norland. "Aku tidak tau pasti, tetapi Kerajaan Whimper sepertinya tidak mengetahui kota tersebut. Terlebih, informasi tempat yang kau singgahi sangat minim."

REWRITE [ Trash Of The Count's Family ]Where stories live. Discover now