♚☠♛

Sesampainya mereka di SMA Dirgantara, Alden langsung memakirkan mobilnya. Setelah selesai memakirkan mobilnya pria itu kembali mengalihkan perhatiannya ke Aretha, gadis itu entah mengapa sangat diam pagi ini. Pria itu merubah posisinya menghadap Aretha.

"Reth." panggil Alden pelan.

"Hmm?" Aretha hanya membalasnya dengan dehaman.

"Lo kenapa deh?" Alden menatap gadis itu dari samping.

"Kenapa apanya?" gadis itu malah berbalik nanya ke Alden.

"Ya lo dari tadi kalem banget. Ada yang gangguin lo?" 

Aretha hanya membalas pertanyaan Alden dengan gelengan pelan. 

"Terus?" Alden sudah mengerutkan keningnya, bingung.

"Gue gak kenapa-kenapa kok." jawab Aretha pelan.

"Lo jangan bohong, biasanya lo bawel, ini dari tadi gak-,"

TOK TOK

Ucapan Alden terpotong akibat suara yang berasal dari kaca mobilnya. Alden langsung memejamkan kedua matanya dan menghela napasnya kasar. Ketukan itu berhasil membuat Aretha mengalihkan tatapannya ke kaca mobil di belakang Alden.

Pria itu langsung berbalik dan mendapati ketiga temannya yang sudah berdiri di samping mobilnya, Nando, Romeo, dan Johan, sedangkan Nico masih bersandar pada pohon yang berada tidak jauh dari mobilnya, menatap ketiga temannya yang sudah siap menganggu ketua Dankevoort itu.

Alden pun menurunkan kaca mobilnya dan menatap tajam ketiga temannya, "Apa?!" terdengar nada ketus keluar dari Alden.

Romeo yang melihat kaca sudah diturunkan pun langsung menundukkan kepalanya, mengintip kursi penumpang di samping Alden yang di duduki gadis yang kemarin berhasil membuat se-Dankevoort heboh, Aretha Nathania Elaine.

"Eh ada neng cantik! Makin hari makin cantik aja deh!" Romeo sudah mengeluarkan senyum sumringahnya, sedangkan Aretha hanya membalasnya dengan senyuman.

Mendengar godaan Romeo membuat Alden langsung menatap pria itu tajam, ia langsung menaikkan kembali kaca mobilnya tetapi tidak tertutup semua, yang penting ketiga temannya itu tidak bisa menatap Aretha. 

"Lo apaan sih Al?! Gue kan mau lihat cewek cantik, pelit banget lo!" ucap Romeo ketus.

"Tau lo Al! Kapan lagi pagi-pagi disuguhin muka cantiknya Aretha?!" timpal Johan yang berhasil menaikkan emosi Alden.

Sedangkan Nando hanya tertawa mendengar kedua temannya yang tidak berhenti menggoda Alden semenjak pria itu mengklaim Aretha merupakan miliknya. 

"Mata lo berdua mau gue colok apa gimana?" tanya Alden, sinis.

"Colok nih colok! Tapi sebelum dicolok gue mau mandangin Aretha dulu." ucap Romeo menantang. 

Mendengar ucapan Romeo, Alden tanpa ragu membuka kaca mobilnya dan langsung menarik leher pria itu, menahan kepala Romeo pada kaca mobilnya yang sudah terbuka seluruhnya.

Romeo langsung menelan ludah melihat tatapan mematikan Alden, "A-Al, g-gue bercanda aja sumpah!" Romeo menahan lengan Alden yang masih bertengger di lehernya.

Sedangkan Johan langsung memegangi kedua matanya, takut akan ucapan Alden yang bisa saja pria itu lakukan sekarang mengingat ketuanya itu merupakan orang yang tidak bisa ditantang sama sekali. Pria itu langsung berpindah lima langkah dari posisinya, menjauhi Romeo yang masih berada di kaca mobil Alden. 

"Bercanda? Emang gue peduli?" Alden sudah mengeluarkan seringainya.

"Colok aja Al biar kapok!" terdengar teriakan Nico yang ternyata masih setia bersandar pada pohon sembari mengeluarkan senyum tipisnya, kapan lagi melihat Nico 'mengompori' orang lain?

ALDENजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें