#10 ‒ Kembali Menjadi Pusat Perhatian

12K 575 16
                                    

Hi Peeps!!🥰 welcomeeeee!!

Update hari ini karena request'an seseorang yang hari ini dikasih tau kalau dia jadi "Best Trainee" huehue congrats gurllll, nih hadiahnyaaaa♡ ('・ᴗ・ ' )

Aku berterimakasih banget buat kalian yang masih baca Alden sampai sekarang, kalau aku minta vote + comment juga gapapa kan guys?? hehe😋 thankyooouu sooo muchhh!

Cerita ini cerita pertama aku yang sebenarnya udah aku buat dari 3 tahun yang lalu.
Jadi, kalau ada kesamaan nama, karakter, visualisasi, alur, nama tempat, dsb dengan cerita lain, maaaafff!🤗

Kalau ada typo, tolong tandain lewat comment yaaaa biar aku bisa langsung revisiii.

Selamat membaca!!😆

♚☠♛

"L-Lo ngapain s-sih Kak?" 

♚☠♛

Aretha takut sekarang, takut Alden bertindak macam-macam pada dirinya. Aretha dapat mencium wangi maskulin yang keluar dari tubuh pria itu, saking dekatnya posisi mereka sekarang.

Alden mengalihkan wajahnya, bertatapan dengan wajah Aretha.

"Kak! Ja-jangan macem-macem ih! G-gue bisa teriak sekarang juga nih!" ancam Aretha sembari tergugup.

Tangan Alden meraih sesuatu di samping tubuh gadis itu, seat belt. Menariknya dan memasangkan seat belt itu lalu kembali pada posisinya semula, memasang kembali seat belt pada tubuhnya.

"Gue cuman mau masangin seat belt. Lo nya aja mikir macem-macem."

Aretha yang melihat itu, hanya melongo, kaget bercampur malu. Ia kira Alden akan melakukan hal-hal yang tadi sudah memenuhi bayangannya. Ia langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya, pasti wajahnya sudah memerah sekarang.

Alden melihat gadis di sampingnya sedang menutupi wajah cantiknya dengan kedua tangannya hanya tersenyum, lalu menyentil kening gadis itu pelan, "Makanya, otak tuh jangan isinya mesum semua."

"DIH?! ENGGAK YA!!" Aretha sudah memukul lengan Alden, menatap pria itu dengan wajahnya yang memerah, lalu melipat kedua tangannya di depan dada, kesal pagi-pagi sudah dijahili oleh pria di sampingnya ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"DIH?! ENGGAK YA!!" Aretha sudah memukul lengan Alden, menatap pria itu dengan wajahnya yang memerah, lalu melipat kedua tangannya di depan dada, kesal pagi-pagi sudah dijahili oleh pria di sampingnya ini. Membuat Alden semakin melebarkan senyumannya. Sepertinya mulai sekarang, menjahili Aretha akan menjadi salah satu hobinya. 

Alden mulai menjalankan mobilnya meninggalkan kawasan rumah Aretha. Ia melirik jam di ponselnya, masih menunjukkan pukul tujuh lewat lima. 

"Udah sarapan lo?" 

"Udah." jawab Aretha singkat karena malas dengan tingkah Alden tadi.

"Jutek amat. Temenin gue sarapan dulu."

ALDENWhere stories live. Discover now