23.00

173 43 5
                                    

⚠️Sensitive Content: mengandung unsur sensitif.


-Setiap Manusia Memiliki Luka yang Tak Kasatmata-


Pemandangan sekitar yang cukup asri memberi kesan terselubung, ditemani udara sore yang sejuk dengan sedikit pancaran sinar matahari. 

Dua orang siswa berseragam SMA tengah duduk bersama di sebuah kursi taman yang menghadap ke arah timur laut.

Dua meter di depan mereka ada kolam ikan, airnya jernih dan ada berbagai macam bunga yang menjalar di sisi tembok.

Surai mereka sama-sama diterpa angin, berulang kali seorang gadis menyelipkan rambutnya yang menghalangi pengelihatan.

"Suka?"

"Uh?" kaget gadis itu.

"Gue gak ngajak lo ke bakery lagi, gue udah bawa lo ke tempat romantis level tiga," ujar Hyunjin. 

Benar, Hyunjin membawa gadis itu ke taman bunga yang lumayan jauh dari hiruk pikuk kota. Butuh waktu sekitar 45 menit untuk sampai di tempat ini dengan kecepatan standar melintasi jalanan yang tidak begitu ramai. 

Sepertinya kalimat Hyunjin tidak asing, saat mengingat darimana asal kalimat itu mata Yeji membola. "Dad yang kasih tau? dan kenapa coba level tiga?" celetuk Yeji.

"Kasih tau apa?"

"Gak.. gak penting," ujar Yeji yang kembali fokus melihat ikan-ikan berenang.

Lagi-lagi keadaan sunyi, mereka sama-sama terdiam—sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Hyperventilation Syndrome," lirih Yeji.

*[Hiperventilasi: suatu keadaan saat ritme pernapasan tidak teratur, akibat mengalami kecemasan berat atau panik yang direspons secara berlebihan oleh tubuh]

"Apa yang lo liat beberapa hari lalu, dan keadaan gue tadi," sambung Yeji, kedua matanya masih fokus memperhatikan ikan yang berenang kesana kemari.

"Sejak kapan?"

"Dua atau tiga tahun yang lalu."

"Kalau lo gak keberatan, gue boleh tau stimulusnya? atau kenapa lo bisa ngalamin itu?"

"Three years ago, my parents divorced. I thought it was my fault." Terdengar helaan napas berat dari Yeji.

"Awalnya mereka saling sayang, rasa sayang mereka ke gue juga gak kalah besar. Keluarga gue sangat bahagia."

"Sampai pada akhirnya gue liat dengan mata kepala gue sendiri, penghianatan yang gak terduga di saat usia gue masih tergolong remaja awal." Yeji kembali diam, napasnya tercekat. Sungguh menyakitkan ketika peristiwa itu berputar kembali di ingatannya.

"Gue benci diri gue sendiri, gak seharusnya gue hadir ditengah-tengah mereka. Semua ini salah gue," sambung Yeji.

Seketika Yeji menunduk, ia menggigit bibir bawahnya, tangannya mengepal dan kedua kelopak matanya terpejam. Yeji mulai mengatur napasnya lagi dan lagi karena dadanya terasa sesak kembali.

Hyunjin menatap Yeji lekat, ada berbagai macam pertanyaan yang muncul, tapi Hyunjin tahan. 

Sedetik berikutnya Yeji memalingkan wajah, perlahan Yeji mengusap air matanya, padahal ia tidak ingin menangis tapi entah kenapa air matanya terus menetes. Seketika Yeji tersontak kaget saat sesuatu menyelimuti pahanya yang sedikit terekspos karena rok pendeknya.

SC-1| ComplicatedWhere stories live. Discover now