Part 11

126 38 82
                                    

Hai pren aku up

Khilaf lagi hhe maaf yaa

Kabar nya gimana nih baik pasti nya iya kan?

Happy Reading
.
.
.
.
.

Toktoktok

"Cha, bangun. udah pagi loh, Kamu ga mau sekolah?" tanya Mita sembari membangunkan Acha.

"Iya Mom, iya," ucap nya malas.

"Ayo dong Cha jangan malas-malasan gitu, kaya ga punya selera hidup aja," ujar Mita dengan kekehan nya.

"Emang engga," ucap Acha yang sudah terlanjur kesal dengan Mommy nya itu.

"Kenapa engga? Jomblo sih kamu Cha jadi ga ada penyemangat," tanya Mita dengan menengok kearah Acha yang ternyata sudah tidak ada.

Acha tadi diam-diam berjalan kearah kamar mandi tanpa ketahuan oleh Mommy nya. Ia malas meladeni Mommy nya itu yang berujung menceritakan masa-masa muda nya saat bertemu dengan Daddy nya.

••••

Acha sudah sampai di sekolah saat ini. Momen langka jika Acha tidak terlambat datang kesekolah, ia sekarang sedang asik berjalan di koridor-koridor sekolah tapi ia di kaget kan oleh teman-teman nya yang memeluk nya dari belakang.

"ACHAAAA," teriak ke lima sahabat nya itu serempak sambil memeluk tubuh Acha.

"HEH GILA LO MAU BUAT GUE JANTUNGAN HAH," sewot Acha.

"HEH LO KENAPA GA BILANG MAU PINDAH KESINI HAH?" tanya rani nge gass yang diangguki mereka semua.

"Harus gitu?" tanya Acha balik.

"HARUS LAH," ujar mereka serempak.

Acha yang mendengar teriakan sahabat nya itu pun hanya bisa mengusap dada nya sabar.

"Eh lo masuk kelas mana Cha?" tanya bella.

"XI mipa1," jawab Acha.

"Wih keren, sekelas dong sama kita Cha," timpal Amel antusias.

"Makin gila aja gue kalo sekelas sama mereka" batin Acha tersenyum miris.

Mereka pun sudah sampai di kelas nya yang sudah sedikit banyak di isi oleh murid-murid lain.

Acha yang sedang duduk dibangku nya pun terbelak kaget ketika teman-teman nya malah mengerubuni nya.

"Kenapa lo semua malah ngerebunin gue? Berasa punya kasus aja" tanya Acha binggung.

"Tega banget ya lo, ga kangen kita apa," ujar Naura mendramatis.

"Gausah alay nanti meninggal," ujar Rani dengan mengetok kepala Naura.

Naura menatap sinis Rani. " Pokok nya kalo gue amnesia salah lo ya main getok kepala orang aja."

Rani tidak mendengarkan ucapan Naura, ia malah menatap keluar jendela kelas "aduh gue mau meninggal aja deh kaya nya."

"Kenapa?" tanya Acha. Ia takut jika Rani ingin mengakhiri hidup nya dan ia di cap sebagai teman yang buruk karna tidak tau apa masalah yang di alami Rani.

"Itu loh yakali lo ga tau," jawab Rani yang pandangan nya masih sepenuh menatap kearah jendela.

"siapa?"

"Itu loh yang itu."

"Yang mana?."

"Yang itu."

Acha jadi merasa dongkol sendiri oleh pertanyaan nya. Ia seperti orang linglung pada umum nya, bertanya kepada Rani yang hanya di jawab ' itu ' padahal ia tau sifat Rani yang kalau sudah melihat apa yang ia suka pasti susah untuk di kondisikan. Itu sudah biasa terjadi seperti saat Rani melihat cogan, atau orang yang dia suka.

"Kenapa si Bel?" tanya Acha kepada Bella. Ia lebih memilih bertanya ke sahabat nya yang lain.

"Ck, itu udah biasa Cha. Ary," jawab Bella.

"Terus Ary siapa?" tanya Acha yang masih binggung, dan menatap Rani sekilas yang masih senyum-senyum sendiri dan menatap ke jendela kelas.

"Itu loh si kulkas berjalan, Rani suka sama Ary dari kelas 10. Mau kita cepuin gitu eh kata nya jangan mana pake embel-embel segala lagi, kata nya tuh gini 'gue itu mau cinta sama dia secara diem-diem aja' padahal satu sekolah aja udah tau kalo dia suka sama Ary," cerocos Bella.

"Oh yang itu, yang muka nya datar kek triplek itu ya Bel," ujar Acha yang juga menatap kearah jendela dan menunjuk  Ary.

"Iya Cha, tembok sama muka dia aja masih dataran dia" timpal Naura.

"Heh lo semua ghibahin Ary ya? Pake segala bilang muka nya datar segala lagi," tanya Rani dengan sewot.

Naura pun mengangukan kepala nya "iya kok Rani tau si? Kan Ary emang--"

Sebelum Naura melanjutkan ucapan nya Bella sudah menyumpal mulut Naura dengan sepotong biskut yang Amel bawa.

"Emang apa hah?" tanya Rani sembari melototkan mata nya galak.

"Emang apa ya," ujar Naura binggung sembari menelan sepotong kue yang menyumpal mulut nya dan menggaruk tekuk nya yang tidak gatal "emang, emang Rani itu cocok banget sama Ary. Nah iya itu yang gue maksud tadi," lanjut nya tidak nyambung dan cengengesan.

Tbc

Tanggapan kalian tentang cerita ini?

Makasih juga buat yang udah baca sampe akhir

Yang mau krisaran disini

Jangan lupa rekomendasiin cerita ini ke temen-temen kalian juga supaya cerita ini dikenal banyak orang. Aku seneng kalo cerita ini bisa di kenal banyak orang

buat yang mau kepoin akun author juga boleh pren, jangan lupa buat folow akun ig aku ya pren di sana kalian bisa cerita atau buat yang punya ide boleh banget buat dm ig aku.

Instagram:
@salsaanptri_
Boleh juga buat kalian yang mau mutualan bareng aku pren.


See u next part

VINCHA{ON GOING}Où les histoires vivent. Découvrez maintenant