SEMBILAN

6 3 3
                                    

Tring tring tring tring!

Anta mengejapkan mata dan mengerang. Tidurnya sangat nyenyak. Akhirnya waktu tidurnya tadi malam sudah diganti. Anta mengedarkan pandangannya ke penjuru kamarnya, lalu beralih melihat ke arah jendela. Ia mengambil handphonenya yang sedari tadi berbunyi terus. Yah, sebenarnya juga karena bunyi itu yang membuatnya terbangun.

+62 831-4571-××××
Dianggurin nih? (4)

Neng geulis tapi gak waras
Gisel: tdr kali (10)

Abangku cuyung<3
Lo nitip sesuatu gk?

Adi pmgks
Sore, Ta.

Waw sekali. Pantesan handphonenya bunyi terus. Dengan malas Anta membalas pesan mereka satu-persatu.

Abangku cuyung<3
Lo nitip sesuatu gk?

PrfantaGW
Beliin sempol kl ada.
Jgn pelit², Mama jg doyan.

Tanpa peduli dengan balasan Rehan, Anta langsung beralih ke chat dari nomor tidak dikenal itu. By the way, nama kontak abangnya itu yang namain Rehan sendiri. Anta mana mau.

+62 831-4571-××××
Cakep.
Save dong.
Haloo.
Gue dianggurin nih?

PrfantaGW
Orgil?

Anta bodoamat dengan balasannya yang mungkin keterlaluan. Ketika dia ingin keluar dari room chat, tiba-tiba nomor togel itu sudah membalas pesannya.

+62 831-4571-××××
Yaampun, bukanlah.
Coba tebak gue sp.

PrfantaGW
Manusia.

+62 831-4571-××××
Anjir bisa aja jawabannya.
Save dong. Wajib.
Asga ganteng.

PrfantaGW
Oh manusia tengil yg tadi.

Asga tengil
Gue ganteng gini dikatain tengil.

PrfantaGW
Bd amt tengil.

Setelah membalas pesan dari nomor togel yang ternyata adalah Asga, Anta langsung melempar handphonenya asal. Ia berniat tidur lagi, tanpa memperdulikan pesan yang lain.

"ANTA, BANGUN! KAMU BELUM SHOLAT!"

Mendengar teriakan itu seketika muka Anta menjadi datar.

Nyokap siapa sih hobi bener teriak-teriak, batin Anta.

Tok tok tok!

"Anta! Cepet bangun, udah jam 4 sore," kata Sinta di depan kamar Anta.

Untuk kedua kalinya Anta mengerang kesal.

"Aku lagi datang bulan, Ma," sahut Anta kesal lantaran diteriakin terus.

"Eh?"

"Udah ah, aku mau tidur."

"Kamu beneran lagi haid, 'kan? Nggak lagi bohongin Mama, 'kan?" curiga Sinta.

"Terserah Mama aja," cetus Anta.

"Eh, iya-iya. Mama percaya kok," sela Sinta tersenyum di luar kamar.

Anta hanya bergumam dan melanjutkan tidurnya. Tapi sialnya matanya sekarang tidak bisa diajak tidur lagi. Ia mendengus kesal. Beranjak pergi ke kamar mandi untuk membasuh mukanya.

Suara dering telepon membuat Anta mempercepat langkahnya keluar kamar mandi. Ternyata panggilan video. Dia terdiam sejenak ketika melihat nama si penelpon.

So Love Triangle? (HIATUS)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ