𝟑 || 𝐊𝐨𝐞𝐧𝐢𝐠𝐬𝐞𝐠𝐠 𝐂𝐂𝐗𝐑 𝐓𝐫𝐞𝐯𝐢𝐭𝐚

760 703 1.4K
                                    

Hai...
Aku mau nanya nih, biasanya kan aku ngetik sekitar 2000+ gitu per-part, bosen nggak bacanya sebanyak itu??
Apa mending aku kurangin aja??

Jangan lupa dikomen ya ☝🏻☝🏻


𝗛𝗔𝗣𝗣𝗬 𝗥𝗘𝗔𝗗𝗜𝗡𝗚 ❤

-----o0o-----

Vano menekan beberapa angka sebelum bunyi 'Ting' terdengar, pintu apartemen pun terbuka.

Laki laki itu memandang ke sekeliling, tidak ada yang aneh dari apartemen ini, justru apartemen ini termasuk tiga besar apartemen mewah se-Indonesia yang memiliki harga fantastis tentunya, tapi entah mengapa Vano memutuskan untuk pindah.

Puas menatap ruang utama apartemen, ia pun melanjutkan langkah ke kamar, berjalan menuju lemari dan membukanya.

Sudah dua minggu lamanya Vano berada di Indonesia, baru tiga kali laki laki itu menginap di tempat ini, dan jangan lupakan tentang kepindahannya. Padahal apartemen ini sudah dibayar lunas untuk satu tahun mendatang.

Oke, suka suka ber-uang saja. Makhluk misqueen seperti saya sebaiknya tidak usah mengomentari keinginan Vano yang satu ini, karena hal itu tampaknya sia sia karena sejujurnya Vano pun tidak tahu pasti alasan mengapa ia memutuskan untuk hengkang dari tempat yang harganya saja perlu menjual tiga ginjal orang dewasa.

Oh lihat! Seperti apa koper yang ia bawa masuk dan seperti itu pula bentuknya sekarang. Vano sama sekali tidak mengeluarkan barang yang ada di dalam koper kecuali ia membutuhkannya.

"Kalo gini sih nggak perlu beres beres," ujar laki laki itu tersenyum lebar, ia kembali menutup pintu lemari dan dengan segara membuat ancang ancang untuk melompat ke kasur.

"Waktunya nonton yutup..."

-----o0o-----

Vanya berjalan menuruni tangga dengan bersenandung kecil. Hari libur biasanya ia habiskan bersama teman teman, tapi hari ini ia ingin berada di rumah seharian dan bermanja ria dengan mamanya.

"Morning, mamaku yang cantik jelita," sapa Vanya pada seorang wanita muda yang sedang duduk berselonjor di sofa ruang keluarga, ditangannya terdapat ponsel yang sedang menampilkan acara beauty vlog di sebuah platform.

Nacita menoleh. "Eh ada kesayangan mama. Mau kemana hari ini, Sayang?"

Vanya pura pura cemberut, ia mempercepat langkahnya dan segera memeluk Nacita. Iya Nacita, itu nama ibu sambung Vanya. "Ih aku mau di rumah aja sama mama!" ujarnya begitu, membuat Nacita terkekeh pelan.

"Uuh, manja banget anak mama ini." Nacita mencubit satu pipi Vanya gemas.

"Iya dong, nggak kaya anak mama yang satu itu!"

Seketika tawa Nacita menggelegar, entah apa yang lucu dari kalimat itu.

Vanya mengeratkan pelukannya pada Nacita. Walau hanya sebagai ibu sambung, Vanya sangat menyayanginya hingga ia akan melakukan apa pun agar wanita itu tetap bersamanya.

Nacita mengelus rambut anaknya dengan penuh kasih sayang, ia begitu menyukai gadis ini. Vanya-nya yang cantik, Vanya-nya yang manis, Vanya-nya yang pintar, Vanya-nya yang segala galanya.

"Karna hari ini kamu mau di rumah aja sama mama, Yuk mini-pidi ala rumahan!" ajak wanita itu, mengembalikan layar ponselnya ke menu utama kemudian mematikan benda pipih berkamera tiga tersebut.

-----o0o-----

Alan menikmati sarapannya dalam diam, sejujurnya ini tidak bisa dikatakan lagi sarapan karena laki laki itu melakukannya tepat di pukul satu siang.

LOVATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang