𝟏 || 𝐁𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐃𝐢𝐚

1.3K 799 2.2K
                                    

𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆
▪️ Cerita ini ditulis oleh penulis pemula, sehingga jika ada kesamaan nama tokoh dan penulisan yang kurang berkenan maka mohon dimaafkan.
▪️Pastikan kalian datang untuk membaca, berkomentar yang baik, dan memberi apresiasi berupa menekan tombol bintang, bukan datang untuk memplagiat.
▪️Ku-ucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada kamu yang sudah menerapkan dua di atas dengan sangat baik. ☺

𝗛𝗔𝗣𝗣𝗬 𝗥𝗘𝗔𝗗𝗜𝗡𝗚 ❤

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

𝗛𝗔𝗣𝗣𝗬 𝗥𝗘𝗔𝗗𝗜𝗡𝗚 ❤

-----o0o-----

Acura NSX putih terparkir rapi di parkiran khusus sayap kanan SMA Januarta. Siapa yang tidak mengenal pemilik mobil itu?

Dia, Lovata. Gadis bertubuh tinggi semampai, berkulit putih bersih, dan juga tatapannya yang setajam tatapan elang. Ia juga dikenal sebagai primadona yang digilai hampir seluruh siswa, ah bukan hanya siswa, siswi pun tak sedikit yang menyatakan bahwa ia adalah fan-nya seorang Lovata.

Seperti biasa gadis itu akan datang tepat ketika satu menit lagi bel masuk akan berbunyi, memang begitulah Lovata, tidak pernah terlambat namun juga tidak pernah datang cepat.

Ia keluar dari mobilnya setelah merapikan sedikit rambutnya yang agak kusut. Bagi Lovata tampil sempurna adalah utama bagaimana pun situasi dan kondisinya.

Gadis itu berjalan meninggalkan parkiran dan berjalan seorang diri menuju kelas 12 A IPS. Tempat dimana ia akan menghabiskan sisa waktunya di sekolah ini sebelum melanjutkan ke jenjang selanjutnya.

"LOVAAAA!!!"

Teriakan keras nan membahana itu seketika menghentikan langkah kaki Lovata. Gadis itu menghela napas kasar, ia sangat mengenali siapa pemilik suara yang begitu indah ini, saking indahnya rasanya Lovata ingin sekali mengajaknya ke Ragunan dan meninggalkannya di sana.

Lovata berbalik dan menatap Alea dengan galak. "Ini sekolah bukan rumah lo! Jadi nggak usah triak triak!"

Alea menampilkan deretan giginya yang di pasang behel serta memperlihatkan kedua tangannya yang membentuk huruf V atau yang biasa disebut peace. "Hehe...." cengir gadis itu.

Tidak lagi menghiraukan tatapan Lovata yang setajam silet, Alea segera merangkul lengan gadis itu dan menariknya berjalan menuju kelas. "Mau bareng ke kelasnya sama bidadari!" cetus Alea dengan bumbu bumbu rayuan manis agar Lovata luluh.

Lagi, Lovata mendengus. Enggak Alea, enggak Alan, atau Manurios sekali pun tak henti hentinya berkata seperti itu. Oke Lovata, tampaknya halu mu sudah memasuki stadium akhir.

-----o0o-----

Lovata menatap lurus ke arah lapangan basket. Ada beberapa siswa yang sedang bermain dan hal itu membuat heboh hampir seluruh siswi seantero SMA Januarta. Ya, kenapa tidak? Yang menguasi lapangan itu gengnya anak pemilik sekolah, apalagi ada anak baru yang katanya pindahan dari Amsterdam.

LOVATATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon