BAB 32 ELSHANUM

84 35 1
                                    

Tomsk, 10 Januari 2021

" Bunda terimakasih sudah terima El disini, terimakasih karena udah anggap El seperti anak sendiri, El nggak tau harus ngapain kalau nggak ada bunda dan keluarga, Maaf yah El sering ngerepotin bunda" ujar gue sedih, Yah sebelum gue pamit ke Indonesia gue memusatkan untuk berpamitan dengan bunda dulu, bahkan beliau mengantarkan gue sampai ke bandara, iyalah beliau nganterin gue orang anaknya juga bakal ikut gue ke Indonesia, heheh.

" Kamu ini ngomong apa sih, bunda sedih tau nanti nggak ada yang nemenin kalau mau ngegosip lagi" ujarnya diakhiri dengan kekehan.

" Oiya bunda nitip Ammar yah, kalau dia bandel langsung sikat aja" lanjutnya.

" Hahah, siap bund" balas gue sambil tersenyum lebar.

" Dad Try to Look Mom" keluhnya pada Om Alexander dan tentu saja Ammar langsung mendapatkan jeweran di telinganya.

" Au sakit" Katanya sambil mengusap telinganya.

" Kalian cepatlah, nanti ketinggalan pesawat" ujar bundanya Ammar

" bunda akan menyusul kesana nanti" kata bunda sambil memeluk anak kesayangannya itu.

" El pamit yah bund" ujar gue berpamitan dengan bunda dan juga Om Alexander.

" Bagaimana perasaanmu?" tanya Ammar saat kami sudah berada dalam pesawat, dia bahkan sudah mengambil posisi ternyamannya

" I'm fine, hanya saja sedikit deg-degan" balas gue, entah kenapa dari tadi gue seperti merasakan sesuatu yang berbeda, gue nggak bisa pastikan ini perasaan yang membuat gue bahagia ataupun sedih, entahlah tapi yang gue dapat pastikan ada sebuah perasaan legah didalam sana, lega karena akhirnya gue bisa kembali dan lega karena bisa melihat dia meminang orang yang dia cintai.

Gue memandang ke arah luar, melihat banyaknya bangunan yang terlihat indah dari atas ' Gue nggak pernah bimbang dalam memilih Antara tetap memperjuangkan, atau melepaskanmu. Bukankah melepaskanmu untuk bahagia juga bagian dari sebuah perjuangan?'

" kau wanita kuat yang kutemui setelah bunda" ujar Ammar yang entah bangun sejak kapan

Gue menoleh kearahnya, menatap wajahnya yang terlihat kelelahan " dan lu bule aneh yang pernah gue temuin"

" Heheh, yang benar saja, aku memujimu dan kau malah menjatuhkan ku" balasnya dengan kekehan.

" that's me" balas gue

" Hem...boleh kutanya satu pertanyaan?" Tanya sambil memperbaiki posisi duduknya

Gue mengerutkan kening " soal apa?" Tanya gue menatap Ammar sekilas

" Kenapa kamu memilih untuk berhenti mengejar Alif? " Tanya menatap lurus ke depan

" Karena dia mencintai orang lain" jawab gue singkat

" Tidak ingin berjuang untuk perasaanmu sendiri?"

Gue menggeleng " bagi gue melepaskan dia bahagia adalah suatu perjuangan. Ketika dia memilih untuk menghalalkan seseorang yang dia cintai, maka pilihan yang tersisa untuk gue hanya meninggalkannya untuk bahagia bersama pilihannya" ujar gue mengikuti pandangan Ammar

" Jodoh itu rahasia Allah. Allah pertemuan kita pada orang yang salah pada awalnya dan mempertemukan kita dengan jodoh yang sesuai Akhirnya."

" Dan Dia yang menurutmu baik belum tentu yang terbaik untukmu. Allah mahatahu apa yang terbaik untuk hamba-hambanya" ucap gue dan Ammar bersamaan, lalu kami tertawa bersama.

Gue menatap Ammar lalu beralih melihat pemandangan diluar " gue pernah berfikir, bahwa gue dan Alif itu seperti sepasang sepatu yang tak terpisahkan. Lalu sampai akhirnya gue sadar, kalau gue dan Alif sama seperti minyak dan Air yang tidak akan bisa bersatu"

ELSHANUM AZ-ZAHRA (COMPLETE)Where stories live. Discover now