BAB 24 ELSHANUM

82 36 0
                                    

Jakarta, 18 April 2015

Gue mengendong Aisyah dibelakang gue, atau yang dikenal dengan piggyback ride.

" Berat juga loh" kata gue

" Aku kan sudah bilang" balasnya kesal.

" Aku takut El " ujar ketakutan,

" Iya takut sih boleh, tapi Pegang yang bener dong senternya" kata gue galak. Coba lihat bahkan dia tidak mengarahkan senter itu kearah jalan, malah menyenter ke sembarang arah.

" Maaf" katanya

" Mending loh cerita deh Syah," kata gue

" Aku tidak tau ingin bercerita apa" Balasnya lemah

" Apa kek, teman lo yang dulu kek, lo belum berak seharian kek, berak lu encer kek, apa aja yang bias buat ketakutan lo ilang" balas gue mulai kesal.

"ish, masa bentuk tai aku diceritain ke kamu. Kamu yakin ingin mendengarnya?" Ujarnya sambil mengeratkan pelukannya pada leher gue.

" Bacot, meding loh nggak usah cerita deh" kata gue kesal.

" Ih nggak baik mulutnya" balasnya dengan memukul bibir gue dengan senter

" Sakit ege" balas gue galak.

" Aku dulu punya Seorang teman laki-laki, dulu dia akan datang ke pesantren Abah setiap bulan Ramadhan, " ujarnya memulai ceritanya.

" Kau tau El, dia memiliki mata eleng yang tajam, dan setiap dia datang diakan diantar oleh teman-temannya, diantara teman-temannya yang lain ada yang menarik perhatianku"

" Lu suka Ama dia" kata gue memotong ceritanya.

" Ish, bukan temannya yang mengantarnya itu cewek" balas Aisyah kesal.

" Kau tau, dia bahkan tak pernah tersenyum sekali pun pada ku, bahkan dengan semua orang yang ada disana, dan menariknya setiap dia akan kembali, dia akan mengelus rambut temanya itu seperti ini" ucap Aisyah sambil mempraktekkan gaya anak itu.

Kalau dipikir-pikir gue jadi ingat kalau setiap gue bakal antar Alif ke pondok, gue bakal lakuin hal yang sama sebelum gue balik lagi ke Jakarta.

" Dan kau tau El, anak cowok itu pernah bilang ke aku, kalau dia mau jadi dokter, karena itu permintaan sahabatnya dan juga dia mau membantu orang-orang yang membutuhkan" ujar Aisyah mengakhiri ceritanya.

" Udah sampai situ aja?" Tanya gue

"Iya" balasnya

" Lu cerita lagi gih, masih jauh soalnya"

" Cerita apa lagi?"

" Gue pernah liat Lo baca buku tentang Fatimah Az-Zahra, mending ceritain ke gue" kata gue dan dibalas anggukan kepala.

" Kau harus tau El, Aku sangat tertarik pada halaman berjudul 'Maut Menjemput Fatimah Az-Zahra'. Ada banyak cerita menarik didalam buku itu, tapi entah kenapa aku sangat tertarik pada halaman itu." Ujarnya diakhiri dengan kekehan.

" Fatimah sangat menyayangi Rasulullah Saw, hingga pada saat beliau terbaring sakit, Fatimah tak henti-hentinya bersedih. Pada detik-detik Rasulullah Saw. Dijemput Malaikat maut, beliau membisikan kata-kata pada Fatimah, ' aku akan pergi, tetapi engkau yang pertama akan menyusul.' Mendengar itu, sontak Fatimah merasa bahagia. Ia bahagia karena dirinya akan segera menyusul kepergian ayahanda tercinta. Sebelum Malaikat maut menjemput Fatimah ia bermimpi bertemu sang ayah yang sangat ia cintai. ' Wahai Fatimah! Aku datang memberi kabar gembira kepadamu. Telah datang saat terputusnya takdir kehidupanmu di dunia ini putriku. Tiba sudah saatnya untuk kembali ke alam akhirat! Wahai Fatimah, bagaimana kalau besok malam kau menjadi tamuku?' Itulah yang Rasulullah Saw. Katakan kepada Fatimah dalam mimpi tersebut. Sebelum meninggal, Fatimah menyisir rambut kedua buah hatinya, Hasan dan Husein, dengan air mawar. Ia mendekap dan mencium Hasan dan Husein dengan penuh kasih sayang. Hatinya terus bergetar karena ia tahu kalau waktunya di dunia tak lama lagi. Ali termenung seraya memperhatikan Fatimah. Fatimah pun berkata, ' Wahai suamiku, bersabarlah untuk deritamu yang pertama dan bertahanlah untuk deritamu yang kedua! Janganlah engkau melupakan diriku. Ingatlah diriku selalu mencintaimu dengan sepenuh jiwa. Engkau kekasihku, suamiku, teman hidup terbaik, teman diriku berbagi derita, dan teman perjalananku.' Keempat orang itu pun menangis dan berpelukan.

ELSHANUM AZ-ZAHRA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang