Chapter 17: Memori; Park Jimin (1/2)

355 75 10
                                    

                     Sorry For Typo

.
.
Selamat membaca.
.
.

Awan hitam bergulung-gulung menutupi langit yang menjadi atap Arena pertarungan, di hiasi garis-garis kilatan bak lampu pijar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Awan hitam bergulung-gulung menutupi langit yang menjadi atap Arena pertarungan, di hiasi garis-garis kilatan bak lampu pijar. Gemuruh terdengar saut menyaut bagai genderang perang, namun itu bukan pertanda akan hujan. 

Duaaarrr.....

Duaarrrr.....

Bukan hujan air, melainkan hujan petir menghunjam tanah Arena pertarungan bertubi-tubi. Beruntung Arena kini tidak di gunakan oleh murid lain, tidak ada juga jadwal naik tingkat sekarang, membuat seorang Park Jimin leluasa memakai tempat itu untuk melepaskan semua rasa sesak di dada.

Jimin terus saja menciptakan Klon: Manusia buatan dari energi, menyisipkah kebencian pada Klon itu, berharap menjadi lawan seimbang. Nyatanya tidak, hanya dalam beberapa kali bertarung, Jimin berhasil memusnahkan Klon itu kembali.

Jika dan kata se-andainya  bisa berlaku,  Jimin pasti bangga memamerkan pada seorang sahabat, kemampuan bertarungnya maju pesat. Menjajal kemampuannya dengan sahabat itu habis-habisan.

Hwusss...

Satu Klon baru tercipta lagi dari tangan Jimin. Musnah, diciptakan lagi. Begitu seterusnya. Jimin tidak peduli jika Energinya akan terkuras, ia juga tidak peduli dengan luka di tubuhnya yang di dapat dalam bertarung ini.

Griffin sedari tadi terus mengawasi Tuannya dari bangku penonton, tidak bisa berbuat banyak untuk menghentikan Jimin. Grifin tahu jika Energi Jimin akan terkuras, tapi Grifiin juga sangat tahu jika tuannya sangat keras kepala. Jimin tidak akan berhenti jika bukan kelelahan yang menghentikan.

Dongwoo sedari tadi juga mengawasi Jimin dari pintu masuk Arena, tidak tahan lagi. Dongwoo melesat mendekat, menahan tangan Jimin yang berniat menciptakan Klon lagi

“Berhenti. Ayah bilang berhenti. Energi mu akan terkuras, akan berbahaya untuk mu.”

Jimin menghempaskan tangan Dongwoo kasar, berjalan menjauh ke sisi lain menghindari orang yang ia benci itu. Ia sangat takut jika tidak bisa mengendalikan emosinya.

“Berhenti Jimin. Jangan buat Klon lagi, Ayah takut kau akan kelelahan dan jatuh pingsan. Energi mu sekarang tidak stabil.”

Dongwoo terus berusaha membujuk putranya itu, tetap saja Jimin tidak mendengarkan.

Jimin terus membuat Klon dan bertarung. Dapat di pastikan Klon itu kembali berhasil di musnahkan.

“Ayah akan menjadi lawan mu. Lampiaskan semua amarah mu pada Ayah. Jangan siksa dirimu sendiri.”

The Tower Magic Of Shadow (Sequel) Where stories live. Discover now