Chapter 4

499 103 9
                                    

Previous part.

“Tidak paman. Taehyung masih hidup!” Jungkook terus memberontak dan membantah ucapan Daehyun.

BERHENTI OMONG KOSONG! TAEHYUNG TIDAK MUNGKIN HIDUP DAN KEMBALI LAGI KESINI! BERHENTI BERHARAP YANG TIDAK MUNGKIN TERJADI JEON JUNGKOOK!” teriak Daehyun, ia mulai frustrasi menghadapi ini. Lama-lama ia juga bisa kehilangan akal sehat.

Jaesuk entah bagaimana ia bisa sampai di sana? Berdiri cukup jauh dari mereka namun bisa melihat dan mendengar dengan jelas, sesuatu mengalir dari sudut matanya, ada rasa sakit dalam hatinya mendengar ucapan Daehyun.

BERHENTI BERHARAP?!

.....................************........................

“Kenapa kau bodoh Jaesuk? Kenapa kau kembali, jika orang tua mu tidak berharap kau kembali?!  Kau terlalu bodoh Lee Jaesuk!” Jaesuk berbalik badan pergi, terus bergumam sepanjang jalan. Merasa tidak lagi diharapkan, setelah ia mencoba untuk mengingat mereka semua. Menghilangkan ego dan ketakutannya. Tapi sekarang apa?  “Kau bodoh Jaesuk! Kau bodoh karena berpikir dia sedih kehilangan mu! Bodoh! Bodoh! Bodoh!” Jaesuk menyeka kasar sudut matanya.

Terus menyusuri jalan kembali ke sekolah, tanpa menoleh ke belakang. Kepalanya terasa amat sakit sekarang. Kakinya gemetaran untuk terus melangkah, namun ia juga tidak ingin begitu lama disini. Dadanya juga sesak karena amarah juga ikut menyeruak di sana. 

Tidak diharapkan! Tidak diinginkan! Dipermainkan!  Takdir dan kehidupan seperti senang mempermainkan dirinya.

Setelah sekian lama ia menjalani hidup sebagai Jaesuk – Kini ia mengetahui kenyataan bahwa dirinya bukan cucu orang yang selama ini di panggil kakek, Lee Sungmin. Dan memaksanya menerima kenyataan bahwa dirinya bernama Kim Taehyung, putra dari Kim Daehyun dan Park Nahyun. Bersekolah di Menara Bayangan.

 Tidak ada satu pun kenangan atau memori yang tersimpan, terkecuali sebuah mimpi menyeramkan di mana ia melihat, seseorang yang memiliki wajah sama dengannya menusuk seseorang yang sudah tergeletak tidak berdaya di tanah.

Sekarang apa?! Ayahnya sendiri mengatakan tidak berharap lagi dirinya kembali. Setelah ia melawan ketakutan pada mimpi itu dan kenyataan yang akan ia hadapi.

Menyesal!  Jaesuk sangat menyesal datang ke sini. Hanya Jaeha yang ia miliki sekarang, ia sangat ingin berlari pada orang itu sekarang dan bersembunyi di belakang punggung orang itu dari semua.

Biarkan  ia jadi pengecut sekarang!

“Hyung aku ingin pulang.” Jaesuk menyeka cairan bening yang tak mau berhenti keluar dari sudut matanya. Memaksa kaki yang gemetar terus berlari menembus lebat hutan.

Tanpa disadari, ia tersesat dalam hutan itu,  ketika ia berusaha kembali mengingat jalan kembali, yang di dapati  hutan yang mengelilinginya.

Panik! Perasaan itu mulai menyergap Jaesuk sekarang. Setiap ia mencoba mencari jalan keluar, ia semakin dalam tersesat di tengah hutan. Hutan itu seakan-akan menari mengelilinginya, membuat kesialan selama ini makin sempurna.

“Argggg!” teriakan frustrasi Jaesuk menggema di tengah hutan. Mengacak rambut kasar dan memukul kepalanya keras, mencoba mengingat jalan kembali. Namun hasilnya nihil. Bahkan ia tidak bisa membeda arah sekarang.  Entah dari mana ia datang tadi? Semua tampak sama.

“Apa ini belum cukup?! Belum cukup kau mempermainkan ku,  Tuhan?! Apa lagi?! Apa lagi sekarang?! Kenapa tidak sekalian kau cabut nyawaku di sini dengan penyakit dalam tubuh ku ini?!” Jaesuk terus berteriak merutuk  “Aku muak! Muak!” sambungnya.

The Tower Magic Of Shadow (Sequel) Where stories live. Discover now