10

6.7K 426 23
                                    

"Kak, terus ini gimana kegiatan nya? Harusnya kan minggu kemarin tapi kita tunda dan sekarang ini harus gimana, mau dibatalin kah atau kita lanjutin dan kita cari kegiatan baru?" ucap perempuan yang menjadi salah anggota osis.

Menghela nafasnya panjang, Alya menatap semua anggota osis, "sebelumnya saya selaku wakil ketua osis ingin meminta maaf atas tertunda nya kegiatan yang selama ini kita rencanakan. Saya menggantikan ketua osis yang sedang sibuk dan tidak dapat membantu kita dalam acara ini. Untuk itu kegiatan yang setiap tahun di laksanakan di sekolah ini kita batalkan-" ucap nya terpotong karena mendapat sorakan dari anggota nya.

"Kalau ujung ujungnya batal terus selama ini kita capek capek kumpul buat apa? Terus ini masalah nya kenapa kok bisa batal?" tanya seseorang di sana.

"Iya nih buat capek aja. Kalau gitu mending keluar aja."

Alya yang sudah tersulut emosi langsung berdiri dari tempat duduknya, "saya disini sebagai wakil juga capek, dari siang sampai malam saya juga memikirkan kegiatan ini. Saya rasa, kalian ini enggak bersungguh sungguh buat masuk ke dalam osis? Apa cuma mau tenar aja? Kalau yang merasa seperti itu, tolong hilangkan dan jika kalian tetep kekeh kalian bisa keluar dari osis, karena dari dulu saya tidak memaksa kalian untuk masuk ke dalam organisasi ini. Kalian tau kan? Osis itu harus kuat mental, bukannya saya sok iya tapi kalian sedikit sedikit ngeluh, ok semua orang berhak seperti itu. Tapi kita disini itu osis, mana tanggung jawab kalian saat masuk osis, kita jalanin sama sama. Biarpun kegiatan kita di tunda atau enggak jadi, kita kan bisa buat kegiatan baru yang lebih menantang dan lebih disukai sama mereka."

Semua orang yang berada di ruangan itu hanya diam, tidak ada yang membuka suara satupun dah hanya terdengar suara jam.

Memejamkan matanya dan membuka nya, "maafin saya, emosi sudah tidak bisa terkontrol. Besok kita lanjutkan lagi, rapat saya tutup kalian bisa meninggalkan ruangan ini."

Semua anggota osis beranjak dari tempatnya masing masing dan satu persatu langsung keluar dari ruangan tersebut.

Sedangkan Alya sedang membereskan buku buku yang berada di meja itu dan ia masukan ke dalam laci.

"Kamu kalau tegas kayak gitu jadi keliatan tambah cantik ya." celetuk Arya tiba tiba berada di sebelah Alya.

"Eh sejak kapan disini?" tanya Alya terkejut akan kehadiran orang itu.

"Sejak tadi."

Alya hanya menganggukkan kepala.

"Ya udah ayo pulang, udah sore juga. Bumil enggak baik pulang sore sore."

"Bentar Ar, mau beresin ini dulu. Lagian tadi rapatnya juga mendadak, aku lupa enggak buka handphone jadi gini deh."

"Alah sesekali enggak ikut juga gapapa kan, enggak ngaruh juga."

"Mulutmu ya Ar, aku di sini jadi wakilnya jadi harus selalu ad-"

"Lha ketua osis nya kemana?" potong Arya.

"Si Alam? Dia lagi ada acara yang enggak bisa di tunda lah."

"Idih sok sibuk banget dia, percuma jabat jadi ketua osis tapi enggak mau ngumpul sama anak buahnya."

Alya memukul lengan milik Arya, "kan udah aku bilang, dia itu lagi sibuk. Ya wajar lah kalau enggak ikut rapat gini." dia menjeda ucapannya sebentar. " anggota bukan banyak bicara." lanjutnya.

ARYA BAD HUSBAND [TERBIT]Where stories live. Discover now