"Serius?"

"Perasaanku tidak pernah, Sean. Kenapa?" tanyaku bingung.

"Tadi sudah ku suruh seseorang untuk memanggil Nate kemari."

Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka lebar. Nate menghambur kedalam dengan wajah riangnya yang khas.

"Kakaaaak..."

"Nate, duduk sini. Kakak mau bertanya sedikit." Nate menatapku bingung dan kini mereka berdua sedang duduk disofa.

"Kau pernah menggigit dia?" Sean bertanya pada Nate sambil menunjuk ke arahku.

"Tidak kak.. Ehmm memangnya kenapa?"

"Tubuhnya sudah tidak cocok denganku dan cuma kau yang bisa merubah itu. Jujur!" bentak Sean. Nate sedikit ketakutan.

"Ehmm, memang benar kak. Aku tak pernah menggigit dia kok. Tanya saja dengannya." bela Nate.

"Percuma. Kau pasti menghilangkan ingatannya tentang itu. Nate, mengakulah sebelum aku marah." Sean kini bicara serius dengan seringaian menyeramkan.

"Ergggghh, oke oke. Aku menggigitnya waktu dia bersamaku."

"Kembalikan dia seperti semula, Nate!" suruh Sean tegas. Nate menghembuskan nafasnya dan berjalan mendekatiku. Wajahnya cemberut.

"Sepertinya aku memang tidak bisa memilikimu." bisik Nate saat dia menempelkan bibirnya dileherku.

"Hey, Nate. Cepatlah sedikit!!" ucap Sean menggeram kesal. Apa Sean cemburu? Aku merasa Nate tersenyum dileherku lalu dia menggigitku sebentar. Setelah itu, aku tak tahu apa yang terjadi.

------Oo----

"Hoaaam.."
Aku terbangun dari tidur nyenyakku saat aku merasa kerongkonganku haus sekali. Aku melihat Sean yang tertidur pulas disampingku, ku lihat jam diatas nakas. Masih jam 1 malam. Aku ingin mengambil minum tapi aku takut.

"Sean.. Sean.. Bangun.."

Aku sedikit menggoyangkan tubuh Sean. Dia tidak bergeming. Tumben, biasanya jika aku bergerak sedikit saja dia langsung bangun.

Ya sudahlah. Aku pun beranjak dari tempat tidur dan keluar sendirian menuju dapur. Sedikit pikiranku untuk kabur dari rumah ini, karena pasti gagal. Kalau gagal pasti aku disiksa lagi seperti kemarin. Aku tidak mau!

Aku menuruni tangga cepat-cepat karena aku takut naik lift sendirian tengah malam begini, tak lama kemudian, tibalah aku didapur megah ini. Tidak ada satupun pelayan. Sepi~~

Segera aku meminum air dingin didalam refrigerator. Lega rasanya.
Setelah minum, aku beranjak menaiki tangga lagi.

"sssssshh..."

Oh my! Suara apa itu? Seperti suara desisan? Aku menoleh kebelakang. Tidak ada siapa-siapa. Aku takut tapi aku penasaran. Aku pun mengikuti sumber suara itu. Sedikit demi sedikit aku berjalan, suara desisan itu semakin nyata. Tangga ini menuju ruang bawah tanah. Ah iya aku ingat, waktu itu Kate tidak mau mengajakku kesini. Dengan cepat aku menuruni tangga itu.

Disini hanya ada satu ruangan. Penerangannya remang-remang. Suara desisan itu semakin besar. Benar, suara itu berasal dari ruangan ini.
Aku buka pelan-pelan pintu seram ini dan...

"KYYAAAAAAAA!!!!!!!!!"

Aku berteriak sangat sangat keras, mataku melotot sempurna dan mulutku terbuka.
Aku tercengang, ini ini.. Ini neraka!!
Neraka bagiku karena ruangan ini penuh dengan spesies hewan yang sangat aku takuti. Ular!! Ular!! Ular!!!!

"KYAAAAAAAA!!!!!"

Aku berteriak kembali karena ular-ular sialan itu sedang berjalan bukan merayap atau apalah itu, mereka semua mendekatiku. Menjijikkan!!
Kakiku gemetaran dan tubuhku berkeringat dingin. Sean Sean..!!!!

MINE [TAMAT]Onde histórias criam vida. Descubra agora