YELLOW : 19. Aku Juga Menyukainya

278 38 3
                                    

Semua orang mabuk kecuali Moonbyul. Karena dia masih sakit, jadi Moonbyul menghindari alkohol dan semacamnya. Dia tak ingin mencelakai tubuhnya dan memperparah cidera yang dia alami.

"Irene, berhenti minum, kamu baru sembuh" Moonbyul menarik gelas wine milik Irene. Dia tak habis pikir dengan apa yang sekarang terjadi.

Irene, Seulgi, bahkan Hwasa. Tak pernah ada dibayangan Moonbyul, ketiga orang itu dibiarkan minum-minum dan mengotori kamar pribadinya.

Benar. Kamar VVIP No. 2212 adalah kamar pribadi yang akan Moonbyul gunakan jika dia bekerja di Moon Night Hotel. Dan sebagai tambahan info, Moon Night Hotel adalah hotel yang dikelola oleh Moonbyul. Atau secara singkatnya, Moonbyul adalah CEO hotel ini. Dan Hwasa adalah asisten pribadinya.

"Ini semua ulahmu. Hei, Hwasa! Bangun dan pergi dari kamarku" Moonbyul menendang tubuh Hwasa yang bersandar di kaki sofa. "Kapan kamu bisa mendengarkan perintah ku. Dasar. Anak nakal" Moonbyul meninggalkan Hwasa untuk mengambil ponselnya.

"Halo? Siapkan dua mobil untukku. Suruh sopirnya naik kesini. Serta antarkan pelayan untuk membersihkan kamarku" Moonbyul mengakhiri teleponnya, lalu dengan satu tangan dia memindahkan Irene ke kasur.

"Moonbyul?" gumam Irene tak jelas.

"Hm?"

"Ada apa denganmu, kenapa sikapmu sangat aneh" Irene tersadar saat Moonbyul memapahnya.

"Aneh apa maksudmu?"

Dengan setengah sadar, Irene menegakkan tubuhnya. Dia mendorong Moonbyul hingga Moonbyul terjatuh di atas kasur.

"Mencurigakan" telunjuk Irene menunjuk ke wajah Moonbyul, "Kau pikir aku tidak menyadarinya, apa yang kau sembunyikan dariku. Mengaku! Ayo mengakulah!" tubuh Irene terjatuh dan menimpa tubuh Moonbyul.

Dengan posisi mereka sekarang, Moonbyul tak bisa menggerakkan tubuhnya karena terkejut.

"Moonbyul, ada apa denganmu? Apa yang kau sembunyikan?"

Moonbyul menatap dalam kedua mata sayu milik Irene, "Perasaanku padamu."

Tepat setelah itu Irene menjatuhkan kepalanya pada Moonbyul. Dia tertidur. Hembusan nafasnya menerpa leher Moonbyul. Memberi sensasi gelitik yang hangat.

-

Pagi harinya, Irene terbangun dengan kepala yang berat dan pusing. Tak seharusnya dia minum sebanyak itu. Irene membuka mata dan melihat kamar sudah bersih dan rapi. Dia juga baru sadar jika hanya Moonbyul dan dirinya di kamar ini. Dimana perginya Seulgi dan Hwasa?

Irene menoleh ke arah Moonbyul untuk membangunkannya. Dan ingatan semalam mulai muncul. Dia kembali menyesali perbuatannya. Setiap kali mabuk, dia selalu membuat masalah. Dan ini kali kedua Irene bermasalah dengan Moonbyul.

"Apa jawaban Moonbyul semalam? Aargh... kenapa aku selalu melupakan bagian yang terpenting?!" Irene mengacak rambutnya sampai-sampai tak sadar mengenai tangan Moonbyul yang cidera.

"Aah..."

Irene terdiam seperti patung. Sedangkan Moonbyul segera melirik sinis ke arahnya.

"Tidak bisakah kamu bergerak pelan-pelan?" Moonbyul masih terlihat mengantuk.

"Maaf" Irene meringis bersalah.

"Jam berapa sekarang?" Moonbyul duduk sambil memijati tangannya.

"Enam. Kita harus segera kembali untuk bekerja."

Moonbyul mengangguk, "Baiklah" karena masih mengantuk, Moonbyul tak banyak berkomentar.

-

YELLOW [MOONRENE]Where stories live. Discover now