YELLOW : 05. Wanita Berengsek

340 50 15
                                    

Moonbyul membawa kantong hitam tersebut sambil terus bergumam, "Seharusnya aku meminta nomor telponnya agar mudah berkomunikasi. Jika seperti ini aku harus repot-repot membawakan sampah ini padanya."

Omelan itu terus Moonbyul ucapkan hingga dia mulai menuruni tangga.

"Tapi sepertinya aku tak perlu meminta nomor telepon padanya. Lagipula belum tentu juga dia akan bertahan disini."

Hingga akhirnya mulut serta kaki Itu berhenti tiba-tiba. Saat Moonbyul melihat Irene menggandeng Seulgi untuk berjalan menuruni tangga. Saat itu juga Moonbyul mengurungkan niatnya untuk turun menemui Irene.

-

Irene terus mengumpat di kantornya. Dia benar-benar kesal dengan cara Moonbyul memperlakukannya. Dan jauh lebih kesal pada dirinya sendiri yang menuruti perintah Moonbyul seperti anak anjing.

"Ketua, berhenti memaki dan ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?" tahan Wendy mulai khawatir dengan kejiwaan Ketuanya.

"Ya! Orang sialan itu benar-benar menyebalkan. Dia sangat jahat! Sangat kurang ajar!"

"Ketua! Berhenti mengumpat dan kembalikan kewarasanmu!" teriak Wheein tak sabar.

Amarah dari Wheein membuat Wendy serta Irene mematung. Teriakan dari maknae itu selalu berhasil mengheningkan kekacauan.

"Sekarang jelaskan dengan perlahan" lanjut Wheein begitu suasana berubah tenang.

"Nanti saja kujelaskan, sekarang aku harus pergi mengambil tasku" jawab Irene dan segera kabur dari kantor.

"Menurutmu dia sehat?"

Wheein menggeleng menatap Wendy, "Kita bekerja dengan Ketua yang gila."

Di pertengahan tangga menuju ke lantai tiga. Sebuah panggilan menghentikan langkah Irene. Dia adalah Kang Seulgi.

"Irene!"

Panggilan dari Seulgi membuat Irene berbalik badan. Dia segera tersenyum begitu melihat Seulgi datang membawa tas miliknya.

"Kupikir aku meninggalkannya di suatu tempat" tangan Irene segera menggapai tas miliknya. Awalnya dia berpikir telah meninggalkan tas nya di rumah Moonbyul. Untung saja tidak.

"Ada apa dengan pakaianmu?"

"Ah... ini?"

"Apa kamu tidur di kantor dan lupa mengganti pakaianmu?"

"Hah?"

Irene baru ingat. Semalam kan dia meninggalkan Seulgi begitu saja ketika perutnya mual. Seulgi pasti berpikir dia masuk ke kantor lalu tertidur disana.

"Ah, be-benar. Aku tertidur di kantor. Dan sekarang aku berniat mencari udara segar ke lantai empat" ucap Irene beralasan.

"Karena itu kamu naik ke atas?"

Irene memaksakan senyum dengan anggukan kepala.

"Mau kutemani? Cafeku baru akan buka dua jam lagi."

"Apa?! Ti-tidak perlu. Lagipula aku sudah tak tertarik untuk mencari udara segar di atas" Irene segera menggandeng tangan Seulgi menuruni tangga.

"Benarkah?" balas Seulgi menuruti tarikan tangan Irene.

"Tapi... Irene, kamu tidak akan bekerja dengan pakaian seperti itu kan? Atau kamu memiliki cadangan pakaian di kantormu?"

"Tidak!" jawab Irene lantang. "Aku tidak menaruh pakaianku di kantor, maksudku, aku hanya memiliki pakaian ini saja. Aku tidak menyimpan banyak pakaian di kantor. Ka-karena itu, aku akan segera pergi untuk membeli pakaian ganti" ucap Irene tergagap.

YELLOW [MOONRENE]Onde histórias criam vida. Descubra agora