• EPILOG •

Depuis le début
                                        

"Kamu buka sendiri saja, bapak pergi dulu." Bambang tersenyum kecil sembari keluar dari ruangan itu meninggalkan Vi sendirian.

Vi menghela napas. "Lemari lukis..."

Perlahan langkahnya bergerak menuju lemari penyimpanan lukisan yang terletak di sudut belakang ruangan itu.

Klikk

Lemari itu dibuka dan menampakkan 3 buah lukisan yang sangat familiar tertata rapi di dalam sana.

"Ini bukannya lukisan Rayn?"

Jemari gadis itu mengambil satu lukisan yang terletak paling depan. Sebuah lukisan sepasang wajah yang sedang berciuman.

Vi menorehkan sekilas senyuman di wajahnya. Dia kembali teringat dengan kejadian di kamar waktu itu, memalukan sekali karena Vi merasa berharap sendirian.

Tak sengaja jemarinya meraba bagian belakang lukisan yang menonjol seperti ada sesuatu yang menempel. Vi membalikkan lukisan itu dan benar saja dia menemukan sebuah surat tertempel di sana.

Setelah melepas surat dari lukisan, ia meletakkan lukisan itu di lantai.
Sebuah kata-kata yang dirangkai oleh tulisan tangan yang tak cukup cantik membuat mata gadis itu perlahan berkaca-kaca.

Sebuah kata-kata yang dirangkai oleh tulisan tangan yang tak cukup cantik membuat mata gadis itu perlahan berkaca-kaca

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.


Ternyata waktu itu bukan hanya Vi yang merasa gugup. Dia tidak menyangka Rayn akan mengalami hal serupa. Kalau dipikir-pikir apa setelah kejadian itu Rayn mulai menaruh hati untuknya?

Vi mendongakkan wajahnya berusaha menahan air mata agar tak jatuh. Sesuai permintaan Rayn di surat itu, kembali Vi mengambil lukisan kedua.

Lukisan langit senja dengan dua orang yang berboncengan. Kejadian ini persis dengan kejadian pertanyaan tentang matahari yang tidur di dalam air. Dan benar saja pengalaman memalukan itu kembali membuat Vi bergidik kala mengingat dirinya dulu.

Dengan cepat Vi meraih sebuah surat yang diletakkan dengan posisi yang sama.

Dengan cepat Vi meraih sebuah surat yang diletakkan dengan posisi yang sama

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.


Tak terasa cairan bening berhasil menetes di pipinya. Mengalir begitu saja tanpa permisi.

"Kamu harusnya bilang kalau selama ini kamu tertekan Rayn," gumamnya dengan suara sesegukan.

RAYN [ END ]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant