Aine langsung menutup mulutnya saat merasakan luapan mana kasar, ia langsung menggunakan sihir pelindung tiga lapis untuk mereka. Beberapa saat kemudian, ledakan tercipta membuat Aerith dan Aine melompat dan menghindari reruntuhan dari penginapan itu. Iris biru tersebut melihat area yang baru saja melihat kedamaian kini berubah menjadi sebaliknya.

Lagi!

Ledakan kembali di posisi tidak jauh dari Aerith dan Aine, iris mereka melihat para warga berlarian ketakutan dan berusaha keluar dari area ini. "Jadi, ini yang dimaksud oleh Jade? Kalau tempat ini bisa berubah jadi neraka saat sudah waktunya." Ujar Aerith tidak terkejut, namun ia tidak menyangka bahwa hari ini dan dimana dirinya masih berada di tempat ini.

Huh?

Aerith melihat sekumpulan orang-orang berpakaian hitam yang memasuki area ini, lalu berpencar ke seluruh tempat. Ini bukan dari pengkhianat dari Whimper maupun Mage Tower! Ini ... tunggu, apa adiknya mendapatkan informasi palsu?! Tanpa perlu lama, Aerith dan Aine mengikuti orang-orang dengan arah yang berbeda.

"Bangsat ..." Umpatan keluar dari bibir Aerith, iris biru itu melebar saat melihat mayat-mayat bergelimpangan dimana orang berpakaian hitam ini menyusuri desa.

Aerith langsung mengeluarkan pedang miliknya, saat seseorang melompat ke arahnya. Ia dengan sigap menahan pedang itu, lalu membalas tebasan dengan aura seperti jarum terhunus secara tegas. Kemudian, merobek orang tersebut dengan aura kelabu miliknya.

Aerith menghindar saat kembali di serang, ia langsung mengayunkan pedang secara lebar saat para pasukan berpakaian hitam itu menyerangnya dengan bersamaan. Kemudian, aura itu menahan seluruh pedang yang terayun ke arahnya. Dia langsung berlari ke arah orang-orang tersebut, lalu memutari pedangnya dan menebas ke sisi vertikal. Lagi! Dan, lagi! Menyerang dirinya dengan gigih.

"Huhh ..."

Aerith berusaha mengatur nafas dengan tangan yang penuh darah itu gemetar, ia mendekati mayat yang ia bunuh saat melihat lambang yang membuat dirinya penasaran.  "Lima bintang dengan satu bintang merah?" Gumam Aerith mengambil potongan lambang tersebut, dengan tangan yang masih bergetar.

Kenapa tangan penuh darah Aerith bergetar? Apa karena dirinya membunuh manusia? Tidak, Aerith tidak sebaik itu karena takut membunuh manusia. Ah, manusia yang ia bunuh ini sama-sama biadap dengan makhluk yang dirinya bunuh di masa lalu. Lalu, mengapa tangan Aerith bergetar?

"Jia-ah,"

Suara Aine mengalun di dalam pikirannya, ia mendengar suara penuh amarah dan kebencian mengalir saat pemuda tersebut memanggil namanya. Tetapi, dua emosi itu bukan untuk dirinya ...

"Para bajingan ini!..."

Jangan katakan! Aerith merasakan dirinya akan masuk ke dalam lubang tanpa dasar. Gadis ini langsung kembali berlari mengikuti mana dari orang yang meninggalkan pasukannya tadi, ia masih menunggu apa yang Aine katakan. Haah, sesak ... Sialan, dirinya merasakan luapan emosi dari Aine.

Kebencian ...

Kemarahan ...

Kesepian ...

Kerinduan ...

---- Aerith merasakan semua emosi dari Aine, ini membuat dirinya sedikit kurang nyaman. Semisalnya dia tidak pandai mengontrol emosi miliknya, ia akan mengalami hal yang merepotkan. Terlebih lagi, Aerith juga memahami apa yang dirasakan oleh Aine saat ini. Terlebih, perasaan yang merindukan seseorang.

"Mereka ... orang-orang yang telah mengambil jantungku dan memisahkan aku dengan keluargaku."

Di sisi lain, Aine memandangi salah satu orang-orang menyerang tempat ini dengan tatapan dingin. Ia sudah menahan orang itu menggunakan sihir dan mengeluarkan Pill bunuh diri dari mulut bajingan di depannya, sungguh. Dia tidak menyangka bahwa ia akan menemukan salah satu cecenguk yang membuat kehidupan yang telah dimimpikan sang ibu hancur, akibat bangsat biadap itu.

REWRITE [ Trash Of The Count's Family ]Where stories live. Discover now