"kok bisa? hahahha. gak kebayang sama ekspresinya pas disuruh tiba-tiba" Jea tertawa membayangkan wajah Harbi.

"lu bisa gak masuk, terus bilangin?"

"gampang" Jenanta menyempil dari pinggir pintu dan "HAR KANTIN DISURUH JIHAN"

Jea dan panitia yang lain kaget mendengar Jenanta berteriak.

"gila lu yak!"

"Harbi udah apal sama suara gua, tenang aja"

Jea melangkah menuju kantin, diikuti Jenanta. Padahal Jea tidak merasa mengajak pria itu.

"lhoo kok Jenanta yang dateng, Harbi mana?"

"aduh ketuker deh Han kayanya, gimana dong? buang aja kali yaa yang ini" Jea mendorong bahu Jenanta pelan, bermaksud bercanda.

"buang aja, gak guna kok" sahut Davi

"lebih gak guna temen lu yang satu lagi gak si?" tanya Zia

"hahahahhaahahah" Davi dan Jenanta tertawa puas.

"anjir Zia, 100 buat lu!" sahut Jenanta.

"tapi kalo dipikir2 lagi siiii Nanta berguna, dikit" ujar Jea

"yaa itu karna dia suka kamu Je!" sahut Jihan

"betul! misal nih lu di tengah laut kejebak, dia pasti rela berenang buat nolongin lu" tambah Zia

yang dibicarakan langsung fokus dengan makanannya. Jea menoleh melihat Jenanta yang seakan tidak mau mendengar ucapan kedua sahabat Jea.

Jea mengedikkan bahu acuh.

"Ji sorry, aku tadi tiba-tiba jadi PJ konsum" kata Harbi begitu tiba.

yang berada di meja otomatis menoleh dan memberi ekspresi jijjk ke Harbi.

"Juan! sinii duduk disini" Davi yang tadinya di samping Zia menggeser tubuhnya, agar Juan duduk bersebelahan dengan Zia.

Sedetik setelah Juan duduk, Jenanta dan Davi tertawa kencang, masih ingat dengan perkataan Zia.

"anjir! ngapa lu pada! wah dikerjain nih gua?" Juan langsung curiga.

Zia yang paham kenapa dua pria itu tertawa, lantas ikut menahan tawanya.

"lu juga Zia, ada apa sih?"

Tidak ada yang menjawab Juan, berhubung Juan sudah sangat lapar, ia tidak peduli.

….

Pertandingan Futsal hari pertama selesai pukul 16.00 banyak yang sudah pulang kecuali panitia dan beberapa anggota ekskul seni yang sedang berlatih untuk pensi hari minggu nanti.

"Jea, capek banget keliatannya" sapa Ardam begitu melihat Jea melewati koridor ruang musik.

"masih latihan kak?" Jea berhenti untuk membalas sapa Ardam.

"iya nih biar tampil pensi pecah"

"wiiiih kereeen… semangat deh yaa kak"

"ada apa?" suara Aksa muncul dari arah belakang Jea. Kebetulan ia habis dari kantin jajan, sebelum kantin tutup.

"eh?"

"ngagetin lu ah"

Jea melihat Aksa dengan beberapa jajanan di tangannya.

"mau?"

"ngga kak, makasih"
"yauda kalo gitu gua duluan yaa kak"

"eh Jea tunggu"

Boy #01 - Jeongwoo ✓Where stories live. Discover now