Kembali Diteror

7 2 0
                                    

Di depan pintu ruang UGD, Senja berjalan mondar-mandir dengan perasaan gusar.

Gadis itu hanya berharap, suatu hal buruk tidak terjadi pada lelaki paruh baya yang ia tolong tadi.

Ceklek!

Pintu ruang UGD telah terbuka, menampilkan seorang Dokter dengan balutan jas berwarna putih tulang yang biasa digunakan oleh Dokter pada umumnya.

"Bagaimana keadaan Beliau, Dok?"

"Kamu keluarganya?"

Senja menggelengkan kepala.

"Keadaan pasien sudah cukup stabil. Bahkan, sekarang pasien telah sadarkan diri. Mungkin, karena penyakit asma yang dideritanya menyebabkan pasien kehilangan kesadaran."

Senja menghela napas lega.
"Boleh saya menjenguk beliau, Dok?"

Dokter tersebut mengangguk.

°°°

"Permisi Om."

Senja berjalan mendekat ke arah brankar lelaki paruh baya yang kini telah berganti pakaian menjadi setelah rumah sakit.

"Kamu yang tadi menolong saya?"

Senja hanya mengangguk kikuk sebagai jawaban.

"Terimakasih. Kamu mau minta imbalan berapa? Tinggal sebutkan saja, nanti segera saya transfer ke rekening kamu."

Senja sempat terkejut selama beberapa detik atas tuturan lelaki paruh baya itu.

"Tujuan Senja ke sini bukan mau minta imbalan kok, Om. Senja cuma mau memastikan, kalo keadaan Om udah baik-baik aja."

Lelaki paruh baya yang sedari tadi asik memantau pergerakan saham-saham melalui ponselnya, akhirnya mengangkat kepala, lalu menatap wajah Senja.

"Kamu sekolah di Pancasila International High School?"

Senja memangguk.

"Emangnya kenapa ya, Om?"

"Anak saya juga sekolah di sana."

"Oh, ya? Kalo Senja boleh tau, nama anak Om siapa?"

Belum sempat lelaki paruh baya itu menjawabnya, ponsel Senja yang berada di dalam saku bergetar.

Panggilan masuk dari Billy muncul di layar handphone-nya.

Karena menolong lelaki paruh baya itu, Senja hampir lupa, kalau ia harus berangkat bekerja. Mungkin itu alasan Billy menghubunginya.

Niat Senja yang hendak menjawab sambungan telepon tersebut terurung, kala Billy mematikan sambungan teleponnya.

Senja tak menelepon balik Billy, karena gadis itu memilih untuk mengabari Billy melalui pesan singkat jika ia akan datang terlambat.

Harus irit paket data, namanya juga anak kost:(

"Senja pamit dulu ya, Om. Semoga Om lekas sembuh."

Senja menggerakkan tungkainya menuju pintu keluar ruang UGD.

°°°

Kepulangan Senja setelah bekerja di coffee shop milik Bu Indri disambut dengan segerombol warga yang memenuhi halaman depan kontrakan yang ia serta sang Adik tinggali.

Ada warga yang tengah menyapu lantai rumahnya. Ada warga yang tengah membereskan sampah-sampah yang berserakan di depan teras, serta ada warga yang tengah membersihkan kaca jendela kontrakannya yang telah pecah.

"Ada apa ini, Bu?" Tanya Senja kepada Ibu-Ibu yang tengah mengobrol di depan rumah kontrakannya.

"Aduh... kamu kemana aja atuh Senja? Tuh liat... kaca jendela kontrakan kamu sampe pecah begitu gara-gara dilemparin batu sama orang yang gak dikenal."

SENJA'S WORLDWhere stories live. Discover now