"Masih keluar darahnya? Sini Tante kompres ..." Sahut Shena.

"Maaf ... Jadi ngerepotin kalian" lirih Hera pelan, bahkan sangat pelan.

Semua sontak menggeleng.

"Enggak sayang, gaada yang kerepotan. Sini Tante kompres ya..." Tutur Shena mendekati Hera.

"Kalau kamu sakit bilang Hera, jangan di paksakan belajarnya" ucap guru itu pada Hera.

"Maaf"

"Gapapa, kamu perlu banyak istirahat"

Hera mengangguk lemah, disisi lain Jehan terus memijat lengan Hera yang entah apa gunanya. Wajahnya terlihat khawatir.

********

Levi hendak keluar rumah saat jam menunjukkan pukul setengah delapan. Yakin saja dirinya akan terlambat hari ini, dan buru-buru dia keluar dari apartemen itu.

Namun ... Seorang lelaki telah berdiri didepan pintu apartemennya, dengan wajah datar menatap Levi penuh amarah.

"Masuk," perintahnya.

Levi di dorong begitu saja masuk kedalam kembali ke apartemen miliknya.

"Apa?" Ucap Levi.

"Ngapain kamu ke kantor Alora?" Ucapnya to the point.

"Kenapa?"

"Kenapa? Kamu nanya kenapa? Alasan kamu ke kantor Lora dan marah-marah disana buat apa?"

Levi menghela nafasnya.

"Gue Gedeg banget sama dia, ada gitu perempuan kayak dia!"

"Ga sopan kamu ke kantornya terus marah-marah kayak gitu Vi. Kamu kan tau Alora ga akan pernah peduli tentang Hera ..."

"Nah makanya itu, gue kesana buat kasih kesadaran sama dia sebelum entar dia nyesel sendiri" balas Levi penuh penekanan.

"Levi--"

"Kak udah deh, buat apa sih belain orang kayak dia? Lo suka sama dia?" Mendengar ucapan Levi membuat lawan bicaranya bingung.

"Udah deh kak keliatan jelas banget, Lo juga ngedeketin Hera buat dapet perhatian kak Lora kan?"

"Levi!" Bentak lawan bicaranya.

"Tuan Arya Amarnath, Lo boleh jadi CEO sebuah perusahaan. Tapi Lo tetep kakak gue, dan gue tau semua tentang Lo." ucap Levi menepuk bahu lawan bicaranya, iya Arya.

"Itu ga bener kamu jangan bicara asal."

"Iya terserah."

"Hera? Keadaan nya gimana?" Tanya Arya mengalihkan obrolan.

"Kelihatan baik, tapi dia udah nunggak dua kali. Dan itu bikin gue marah." ucap Levi mengepalkan satu tangannya keatas.

"Loh kenapa? Kamu ga temenin dia lagi iya..."

Levi menggeleng, "enggak, dia gamau gue yang nemenin," ucap Levi.

1. PASSING BYWhere stories live. Discover now