Part 15 - Hidden Feeling

934 158 40
                                    

Shion yang baru saja sampai ke sekolah berjalan melewati koridor demi koridor guna mencapai kelasnya. Hari masih terlalu pagi sehingga di sekolah masih sepi. Ia berjalan gontai dengan sesekali menguap, "Gara-gara jam di kamarku mati, aku jadi terlalu pagi datang ke sekolah." Ia menggerutu dengan mata kantuk.

Setelah sampai di kelasnya matanya berbinar ketika melihat entitas sebuah tas yang paling ia kenal, milik sang sahabat Hinata. Tanpa buang waktu setelah menyimpan tasnya, Shion keluar untuk mencari keberadaan Hinata. Hingga ketika melewati taman belakang, sayup-sayup ia mendengar suara sang sahabat. Mencoba menghampiri dengan perasaan riang, ia menghentikan langkahnya di langkah ke dua dan bersembunyi di balik pohon besar tak jauh dari tempat Hinata berada dengan seorang pria.

"Apa yang mereka bicarakan?" Gumamnya dengan penuh rasa penasaran.

Shion menajamkan pendengarannya untuk menangkap apa yang mereka bicarakan. Hingga ada sesuatu hal yang membuatnya terkejut. Shion menutup mulutnya, menahan agar tidak memekik karena terlalu kaget, "Dia menyukai Naruto!?" Shion menggeleng, karena ia merasa selama ini Hinata tak menunjukkan rasa suka pada Naruto. Di saat mereka bersama pun sikap Hinata terlihat biasa. Ia pun tidak pernah sekali pun membicarakan tentang Naruto kepadanya. Apa lagi mengejar atau mencari perhatian, tidak ... ia sama sekali tidak pernah melakukannya. Sungguh sang sahabat sangat pintar menutupi perasaannya.

Belum selesai ia mendengar pembicaraan mereka berdua, Shion memutuskan untuk pergi dari sana sebelum Hinata dan Toneri menyadari keberadaannya. "Ya ampun... kenapa dia tidak berbicara padaku? Apa dia tidak mempercayaiku?" Ucap Shion dengan kesal.

***

Setelah menjawab pertanyaan Shion mengenai perasaannya terhadap Naruto, ia terlihat gelisah di tempatnya sendiri. Dia merasa bersalah karena telah berbohong kepada sahabatnya tersebut.

"Kenapa kau tidak bisa diam? Ambeien?" Ujar Shion lalu tertawa.

Hinata melongo mendengar ucapan Shion, ia kemudian mendelik. "Jangan asal bicara!"

Shion menahan tawanya. "Lalu kenapa?"

"Euummm... tidak ada."

"Benar? Aku yakin ada yang kau sembunyikan." Kali ini Shion berucap dengan serius.

Hinata membuang nafas kasar, ia lantas memberanikan diri untuk bertanya pada Shion. "Jika sahabatmu menyembunyikan sesuatu darimu apa yang akan kamu lakukan?"

Shion tampak berpikir. "Tergantung, seberapa penting hal tersebut."

"Jika menyangkut seorang pria?" Hinata meringis kemudian menutup matanya lalu mengintip ekspresi apa yang akan di tampilkan oleh Shion.

Shion bergeming, wajahnya tak menampilkan ekspresi apa pun, datar. Ia melirik sahabatnya yang terlihat cemas.

"Buka matamu!" Ujar Shion dengan nada ketus.

Hinata tersentak, ia spontan membuka mata. Dengan takut ia menatap Shion yang berada dihadapannya dengan aura mencekam. Rasanya tenggorokkannya begitu kering hingga menelan salivanya pun begitu sulit.

"Yang jelas aku akan marah...."

****

****

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
Likes ✔Место, где живут истории. Откройте их для себя