Part 12 - Their Happiness

990 169 27
                                    

Pagi ini Naruto sudah kembali bersemangat. Terlihat dari setelan training yang ia kenakan serta senyum indah yang terus terukir di wajah tampannya menandakan suasana hatinya yang kembali membaik. Hal tersebut tak lepas dari atensi ibu dan ayahnya yang sedang duduk di kursi meja makan untuk menikmati sarapan mereka. Rasanya ganjil melihat Naruto olahraga pagi hari di hari Minggu. Biasanya anak tunggalnya tersebut akan bermalas-malasan di hari minggu bahkan bangun tidur pun di saat matahari hampir meninggi.

"Kau tidak apa Naruto?" Tanya sang ibu.

"Aku sehat bu. Memangnya kenapa?"

"Tumben kau olahraga di pagi hari."

Naruto tertawa sumbang, "Hanya ingin bu. Cuacanya juga sedang bagus."

"Apa terjadi sesuatu? Kepala mu tidak terbentur kan?"

"Ck, tidak yah. Anakmu ini masih lah waras." Minato dan Kushina terkekeh mendengar penuturan putra semata wayangnya.

"Ya sudah. Aku mau pergi dulu." 

"Baiklah. Hati-hati di jalan. Jangan lupa bawa calon menantu ibu sekalian."

"Buuuuuu......" Protes Naruto dengan wajah yang memerah menahan malu.

Tidak heran jika ibunya ; Kushina selalu menggoda anaknya mengenai pacar. Karena anaknya tersebut tidak pernah membawa seorang gadis pun ke rumahnya. Ia sebagai ibu merasa khawatir dengan tingkat kenormalan putra semata wayangnya.

...

Naruto berlari ringan ; jogging di pagi hari memang hal yang terbaik. Kenapa dia tidak terpikirkan hal ini sejak dulu ya? Ah sudah lah, dulu ia hanya memikirkan kasur empuknya, tak ada yang lain.

"Segar juga keluar di pagi hari seperti ini." Naruto merentangkan kedua tangan sembari berjalan perlahan untuk pendinginan. Berjalan di bawah pepohonan rimbun di taman yang letaknya tidak jauh dari rumahnya itu mampu membangkitkan semangatnya.

Rasanya begitu menyenangkan, namun di sisi lain juga terasa kesepian. Apa lagi ketika matanya terus disuguhkan dengan pasangan muda mudi yang berolah raga bersama, dan yang paling memuakkan, mereka melewatinya dengan saling melempar senyum.

Naruto mendengkus kasar ketika atensinya teralihkan kepada sepasang kekasih yang berpelukan di bawah pohon maple. "Dasar tidak tahu malu." Nyatanya ia hanya iri melihat kebersamaan mereka.

Berusaha mengenyahkan rasa iri di hatinya, ia mendudukan diri di bawah pohon Sakura yang letaknya jauh dari para pasangan muda mudi di sana. "Ternyata jomblo itu ga enak." Gumamnya.

Ia lantas merebahkan diri di bawah pohon tersebut, dengan sebelah tangan menyangga kepalanya dan sebelah tangan lagi ia angkat ke atas seolah ingin menangkap matahari yang sinarnya terhalang oleh dedaunan.

"Gimana ya rasanya punya kekasih?"

.
.
.

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Likes ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora