Part 5 - Secret Admirer

1.2K 213 45
                                    

Menjadi pengagum rahasia bagaikan hidup dalam bayang-bayang. Ia ada, namun tidak nampak seolah tak berwujud. Menatap dari kejauhan tanpa berani menyapa, nyatanya tidak hanya terjadi pada Hinata. Di sana ada pria yang bernasib sama dengannya. Pria yang terlalu menutup diri dari pergaulan, pria yang terlalu introvert. Parasnya rupawan dengan rambut berwarna keperakan, kulit putih dan bola mata biru bagaikan kepingan salju. Otsutsuki Toneri namanya.

Pria itu pengagum rahasia seorang gadis cantik Hyuga Hinata. Gadis itu sudah memikatnya di awal Masa Orientasi Siswa. Sifatnya yang lemah lembut, penuh perhatian membuatnya jatuh hati. Hinata, yang waktu itu tidak mengenalnya sama sekali, rela membantunya ketika ia dalam masalah kesulitan. Hanya masalah sepele namun dapat berdampak cukup buruk bagi siswa baru. Toneri yang waktu itu gelisah untuk memasuki gerbang sekolah menyita atensi Hinata. Gadis itu mendekat dengan senyum manisnya menanyakan apa yang membuat Toneri terlihat begitu cemas?

Bukannya segera menjawab, Toneri malah terpesona dengan senyum manis gadis bak malaikat tersebut hingga matanya tak berdekedip. Hinata kembali memanggil dengan tangan yang ia sampirkan di bahu pemuda tersebut dan itu mampu mengembalikan lamunannya. "Maaf." Toneri meminta maaf karena sempat tak menanggapi. "Aku hanya bingung karena lupa membawa topi dari bola plastik."

"Ini. Untukmu." Hinata menyerahkan topi miliknya kepada Toneri tanpa ragu.

"Tidak usah. Nanti kamu dihukum oleh pengurus OSIS."

Hinata menggeleng sembari menyerahkan topinya langsung ke tangan Toneri. "Tidak masalah, aku sengaja membawa dua." Ia kemudian mengeluarkan satu topi lagi dari dalam tasnya. "Ini sepasang. Aku sengaja membawanya, karena untuk apa juga aku menyimpan setengah bola plastik di rumah." Hinata terkikik, namun Toneri tersipu. Pria itu hanya fokus dengan kata 'sepasang' yang Hinata lontarkan.

Toneri berharap mereka satu kelas, namun sayang harapan hanya tinggal harapan, mereka berbeda kelas. Dan sejak saat itu, Toneri sering memandangi Hinata dari kejauhan. Toneri tidak berani mendekat, karena ia dapat melihat jelas siapa yang selalu Hinata lihat. Bukan dia. Namun itu tak menyurutkan langkahnya untuk terus memperhatikan Hinata.

...

Dimana pun Hinata berada di sekolah, ia selalu mengikutinya. Jika ada sesuatu yang sekiranya akan menghambat langkah Hinata ketika gadis itu kurang fokus, ia akan menyingkirkannya walaupun hanya batang ranting kecil sekalipun. Setiap pagi ia akan menunggu Hinata di Halte dan sepulang sekolah mengikutinya sampai Halte, memastikan gadis itu pulang dengan selamat. Pernah sesekali ia mengikuti Hinata sampai rumah gadis itu, namun tidak sering ia lakukan. Mengingat orang tuanya yang terlalu keras padanya agar Toneri terus berprestasi membuat Toneri setiap sepulang sekolah harus mengikuti berbagai macam les yang berbeda setiap harinya.

Siang ini, seperti biasa ketika keluar kelas ia akan langsung menyambangi kelas Hinata, menunggu gadis tersebut keluar dari kelasnya dari jarak aman. Ia melirik jam di tangannya, sudah terhitung 15 menit, tapi Hinata tidak menampakkan diri. Ia masih sabar menunggu, hingga atensinya menemukan sosok yang ia cari. Senyum mengembang di bibirnya, namun tak lama ia merengut dengan kening mengkerut, "Dua orang itu mau ngapain?" Entahlah suasana hatinya memburuk ketika melihat dua gadis yang tidak ia kenal menarik Hinata secara paksa. Berakhir ia mengikuti mereka dari jarak aman.

Toneri mengintip di balik tembok, sekarang ia berada di halaman belakang sekolah memperhatikan interaksi antara Hinata dan dua gadis tadi.

"Lo ga usah kecentilan!"

Kening Hinata mengkerut mendengar penuturan gadis berambut hijau di depannya yang ternyata bernama Fuu. "Maksudnya apa ya?"

"Ga usah sok polos deh." Sungguh Hinata makin tidak memgerti arah pembicaraan kedua gadis ini.

Likes ✔Where stories live. Discover now