Part 21

1K 167 94
                                    

Naruto bergeming memikirkan pertanyaan asal dari mulut Kiba. Tidak ada maksud dari Kiba untuk bertanya serius. Namun, berbeda dengan Naruto yang menangkapnya. Ia sampai berpikir jika memang benar si teman online bukanlah gadis cantik, apa ia masih menyukainya? Jika tidak, apa selama ini ia seperti pria lainnya yang hanya menatap penampilan fisik?
Naruto menggeleng, rasanya tidak mungkin. Karena jelas dia sudah menyukai si teman online jauh sebelum mereka bertemu.

"Mungkin aku tetap menyukainya."

"Kau meragukan." Kiba mengambil dua kaleng minuman dalam kulkas mini di sudut kamarnya.

"Meragukan bagaimana?" Naruto menangkap sekaleng jus yang Kiba lemparkan kepadanya.

Kiba menenggak jus jeruk tersebut, kali ini ia akan menjawab dengan serius pula. "Perasaanmu. Pikirkan dulu baik-baik apa yang kau rasakan sebelum bertindak terlalu jauh. Mungkin saja dulu kau hanya penasaran karena gadis itu punya hobi yang sama denganmu. Berakhir komunikasi kalian lancar karena sepemikiran. Akhirnya kau terbiasa dengan keberadaannya dan ketika bertemu kebetulan dia cantik, kau jadi semakin penasaran untuk memilikinya. Kalau ternyata dia jelek, gendut, jerawatan, cupu, aku yakin kau akan ilfeel."

Jawaban Kiba begitu menohok, ia yang awalnya yakin 100% menyukai gadis itu, berkurang menjadi 70%. Ia jadi ragu pada dirinya sendiri. "Jadi aku harus bagaimana?"

"Jika ragu ya tinggal mantapkan. Pilihanmu ada dua iya atau tidak. Jika tidak, kau harus berhenti mengusik urusan pribadinya, biarkan dia mengejar cintanya."

"Jika ya?"

"Aku akan mendukungmu sepenuhnya. Jika kau ingin aku menjahili pria yang disukainya, aku siap membantu."

Naruto melotot, "Hei siapa yang menjahili siapa? Kau kira aku tidak waras?"

"Lalu untuk apa kau bertanya masalah pria tadi kalau bukan untuk menjahilinya?"

"Aku hanya penasaran, karena setiap ku tanya, dia tidak pernah mau memberitahukannya."

Kiba menganga, "Hanya penasaran?" Dan Naruto mengangguk pasti. Kiba mendengkus, "Huh... ga asik. Ku kira bakal ada acara berantem rebutan cewek kaya di film-film."

"Jaman sekarang berantem gak pake otot, tapi pake otak."

"Huh... Aku kurang suka berperang mental ala Shikamaru... membosankan."

"Itu karena kau bodoh." Naruto cuek, Kiba melotot dan tak lama bantal pun mendarat di kepala si pirang. "Ini KDRT namanya!" Protes Naruto.

"Kita bukan keluarga." Kini giliran Kiba yang menjawab cuek.

"Kekerasa Dalam Ruang perTemanan." Kiba menatap datar Naruto.

Naruto nyengir, "Tidak lucu ya?"

"Tidak. Jadi hentikan lelucon bodohmu itu." Ucapan Kiba menancap tepat di hati. Akhirnya Naruto hanya cemberut dengan kepala menunduk.

....

Naruto dan Kiba sekarang berada di sebuah Pusat Perbelanjaan, setelah Naruto pikir ulang, ia tidak akan menyogok Kiba sekarang, toh Kiba belum tahu siapa orangnya, jadi ia meminta Kiba menemaninya untuk membeli action figure yang sudah diincarnya bulan lalu.

Kiba berjalan gontai dengan terus menguap, ia masihlah mengantuk. Naruto tidak membiarkannya tidur terlebih dahulu barang sejenak. "Awas kalo ga neraktir di tempat mahal! Waktu tidurku sangat berhaga."

Naruto memutar bola matanya, "Ya.. ya .. ya.. gue udah denger puluhan kali."

Kiba mencebik, "Lagian kenapa ga ngajak yang lain?"

"Yang jomblo hanya dirimu seorang." Naruto mengedipkan sebelah matanya kepada Kiba dan sukses membuat Kiba memukul kepala Naruto.

Naruto mengusap-ngusap kepalanya, ia mengaduh kesakitan. Kiba cuek seakan ia tidak melakukan apa pun dan itu membuat Naruto tambah kesal. Akhirnya mereka adu mulut dan acara saling dorong pun tak terelakan tanpa memperhatikan sekitar. Hingga Naruto tak sengaja menabrak seseorang yang berada di belakangnya.

Likes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang