Aldo menaikkan sebelah alisnya, "Lo pelukan sama Devan?"

Bibir Rania bergetar, cewek itu lalu menggelengkan kepalanya dengan ragu-ragu. "Gu- gue.. nggak-"

Aldo tiba-tiba menyalakan ponselnya dan memutar voice note yang tadi baru saja ia dapatkan. Kemudian terdengar suara beberapa cewek disana yang sedang membicarakan Rania.

" Iya, tadi jelas-jelas kita liat Rania pelukan sama Tuan Devan. "

" Serius? Dimana?! "

" Di ruangan Tuan Devan, cuma berdua lagi. "

"Nggak apa, Rania?" Tanya Aldo, membuat Rania semakin sesenggukan.

"Ng- nggak Aldo, bukan.." ucap Rania dengan terbata-bata.

Aldo langsung melemparkan ponselnya ke lantai, membuat Rania berteriak histeris.

Prakkkk!

"AKH!" Rania langsung menutup kedua telinganya dengan perasaan takut.

Aldo lalu mencengkeram salah satu lengan Rania sambil menatap cewek itu dengan tajam, "Kenapa lo bohongin gue?!"

Rania hanya menggelengkan kepalanya tanpa berkata apapun, dirinya ketakutan.

Aldo menarik lengan Rania dengan kuat, "Lo denger gue, Ran?!"

"I-iya, Do. Hiks.."

"Kenapa lo pelukan sama Devan?!"

"Devan yang meluk gue, Aldo! Hiks.."

"Kenapa lo mau? Lo seneng dipeluk sama dia?!"

"Enggak, Do!" bantah Rania.

Aldo kembali menarik lengan Rania dengan kuat, membuat tubuh Rania semakin dekat dengannya. "Lo denger, lo itu punya gue, Rania!"

Rania menundukkan kepalanya dengan mata yang terpejam. Tangisan cewek itu semakin menjadi-jadi.

"Hiks.."

"Jadi itu alesan lo nggak mau semua orang tau gue suami lo? Biar lo bisa pelukan sama siapa pun disana?"

"Eng- hiks.. enggak!"

Aldo segera mendorong tubuh Rania dengan kuat, membuat cewek itu terhempas diatas kasur.

"Akh!"

Saat Rania berusaha bangun, Aldo segera mendorong bahu Rania hingga cewek itu kembali terbaring.

Kemudian Aldo menindih tubuh Rania. Dengan tatapan tajam, Aldo lalu berkata, "Nggak ada yang boleh nyentuh lo selain gue, Ran."

Tangan Aldo hampir saja membuka baju Rania, tapi segera ditahan. Rania menggelengkan kepalanya dengan isak tangisnya. "Please, jangan, Aldo. Hiks.."

Rania segera memejamkan matanya untuk menghindari tatapan tajam dari sang suami. Air mata terus mengalir dipipi cewek itu. "Hiks.."

Rahang Aldo mengeras. Cowok itu lalu dengan cepat mengecup leher Rania dan sedikit menggigitnya dengan cukup kasar, membuat Rania merintih karna kesakitan.

"Akh..," keluh Rania yang masih tertahan.

Aldo masih mengecup leher Rania dengan kasar, berusaha meluapkan seluruh emosinya.

Rania berusaha menahan tangisannya. Kemudian tangannya dengan kuat mendorong tubuh Aldo, agar suaminya itu menghentikan kecupannya dan menjauh dari dirinya, "Aldo!"

Tubuh Aldo terdorong cukup jauh dari Rania. Cowok itu segera menyeimbangkan tubuhnya sambil menatap Rania dengan kening yang mengerut. "Ran?!"

Rania segera beranjak dari kasur dan menatap Aldo dengan tajam. "Kalo lo emang mau pisah dari gue.. Oke, gue terima."

MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on-going ]Where stories live. Discover now