42.🌸

196 45 11
                                    

Gelas kaca yang semula begitu cantik perlahan menampakkan goresan-goresan membentuk sebuah retakan yang kian terlihat jelas. Tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi hingga sesuatu telah merubah gelas itu menjadi semakin memburuk.

Kata maaf memang tak seharusnya sering terlontar,ketika sebuah kesalahan terjadi. Tak seharusnya hati lapang dengan mudah memaafkan begitu saja saat kesalahan kembali untuk kesekian kali. Adanya ketulusan hati dan sikap pemaaf membuat seseorang lupa terhadap diri sendiri. Bukan menjadikan sesuatu yang telah terjadi untuk pergi,namun justru menarik ulang kesalahan untuk kembali.

Kesadaran terhadap rasa ego diri memang belum sepenuhnya hilang,namun rasa untuk saling percaya perlahan melangkah mengiring rasa ragu untuk menyelinap menghancurkan perasaan yang telah tertata rapi.

Bukan sebuah kesalahan atau sebuah masalah yang melonggarkan ikatan yang telah erat diantara mereka,tapi hati dan keraguan yang mempengaruhi itu semua hingga masalah yang hampir sirna kini kembali hadir seakan menghiasi setiap sisi hati meski sebenarnya meruntuhkan keyakinan diri.

Hari-hari mereka tak sebaik dulu lagi. Bukan lagi hari yang pernah mereka lalui seperti saat mereka bisa tersenyum tanpa masalah. Terucapnya sebuah kalimat yang salah,telah mengubah rasa menjadi kecewa.

Beberapa hari ini sudah menjadi sesuatu yang asing untuk mereka. Memang status masih mereka sandang,namun suasana yang tercipta telah berbeda. Hati dingin yang masih menyimpan rasa kecewa dan keraguan membuat hubungan mereka kian renggang.

Sunoo masih bisa bersyukur mereka tetap bersama walau rasanya menjadi datar.Niki memang sudah jarang menemuinya meski pada nyatanya mereka berada dalam satu gedung yang sama. Disekolah,laki-laki itu tak pernah terlihat lagi,bahkan tak pernah menjemputnya ke apartemen seperti biasa.

Berpikir jika ini adalah sebuah penjagaan ketat dari ketua yayasan yang tak ingin Niki melakukan masalah lagi,tapi juga berpikir jika laki-laki itu sudah menyadari jika hubungan mereka mulai terasa hambar.

Beberapa waktu ini ia hanya menghabiskan waktu sarapan sendiri karena tak ada lagi Niki yang menjemputnya. Saat siang ia juga hanya makan di Cafetaria seperti biasa bersama Sunghoon.

Namun sore ini ia berjalan berdua dengan Sunghoon disampingnya. Mereka sengaja pergi ke perpustakaan bersama karena kebetulan Sunghoon juga ingin membeli buku.

Tapi ternyata pilihannya salah,seharusnya ia tak menerima tawaran Sunghoon untuk pergi bersama. Walau pada nyatanya mereka hanya sekedar membeli buku,tapi tetap saja seseorang menganggap hal ini adalah sebuah masalah. Pertanyaan Niki beberapa waktu lalu tentang Sunghoon seharusnya ia renungkan dan berpikir lagi jika ternyata ia harus menjaga jarak pada Sunghoon.

Sikap Niki yang memang seperti itu terkadang membuatnya merasa kurang nyaman. Bukan karena alasan apa ia masih tetap dekat dengan Sunghoon. Ia hanya merasa Sunggoon adalah teman biasa untuknya,hingga ia berusaha untuk membuat Niki mengerti jika sikap terlalu posesif juga tak baik dalam suatu hubungan.

Tapi pikiran itu tak dipandang sama sekali oleh laki-laki yang telah menatapnya tajam dari barisan rak buku diseberang ia dan Sunghoon berdiri.

Merasa tidak enak pada Sunggoon karena ini memang bukan kesalahan laki-laki itu. Sunoo sudah berjaga-jaga saat Niki melangkah mendekat,dengan cepat ia melangkah untuk berdiri dihadapan laki-laki yang masih memakai seragam sekolah tersebut dengan tujuan agar tidak melakukan sesuatu pada Sunghoon dibelakangnya.

"Niki? Kamu mau beli buku?" Ia berharap ini bisa mengalihkan pikiran laki-laki dihadapannya ,namun ternyata Niki melangkah kesamping dan berjalan begitu saja menghampiri Sunghoon.

"Niki,,"Teguran pelan dari Sunoo tak membuat Niki berhenti menatap tajam Sunghoon yang tersenyum hangat.

"Saya hargai kamu sebagai guru saya," Nada rendah dengan suara tajam itu terdengar seakan memberi peringatan pada laki-laki yang berdiri didepannya dengan wajah teduh. Sama sekali tak ada niat untuk mendekati Sunoo didalam hatinya,tapi ia juga tak menyangka jika ternyata Niki berani mengatakan hal seperti ini dengannya.

Look At Me( SunKi) Enhypen /END (Switch) Where stories live. Discover now