17.🌸

363 74 29
                                    


"Bu Kim, makan siang juga? " Sunghoon duduk di hadapan Sunoo dengan kotak bekal ditangannya. Sunoo perhatikan Sunghoon memang selalu rajin bawa bekal. Tak pernah tekeihat oleh Sunoo sekalipun Sunghoon memesan makanan Cafetaria. Laki-laki itu sepertinya lebih suka masakan rumah. Terkadang Sunoo juga berpikir Sunghoon begitu rajin. Jarang sekali ada laki-laki yang memasak sendiri apalagi sempat-sempatnya membawa bekal.

"Iya Pak. Selagi istirahat. " Sunoo tersenyum. Menyumpit asperges dari dalam kotak makan. Siang ini ia makan sayur-sayuran dan satu telur mata sapi. Biasanya juga ia makan makanan seperti itu setiap siang, tapi jika sedang tidak ingin ia akan memesan tteokbokki atau makanan pedas lain yang ia sukai.

Sunghoon membuka kotak bekalnya. Mulai menyendok makanan dari sana dan mereka mulai makan. Keduanya hanya diam. Mengunyah makanan masing-masing. Ketika pandangan mereka bertemu, mereka hanya tersenyum tipis kemudian melanjutkan makan lagi. Hal itu yang Niki lihat dari sudut Cafetaria. Kerap kali ia dapati pandangan seperti ini setiap di Cafetaria membuatnya bertanya pada diri sendiri.

Sedekat apa Sunoo dengan Sunghoon?

"Saya lihat bapak selalu bawa bekal sendiri, apa bapak masak sendiri di rumah?" Hanya sekedar penasaran dan juga merasa terlalu sepi jika mereka terus diam. Akhirnya Sunoo angkat bicara membahas masalah bekal yang memang ada dipikirannya saat ini..

"Oh, " Sunghoon mengunyah cepat makanan dimulutnya. Minum sebentar kemudian tersenyum seraya mengusap bibir pelan.
"Iya bu Kim. Saya sudah terbiasa melakukan hal ini, jadinya selalu masak dan bawa bekal sendiri. " Sunghoon tertawa pelan di ujung kalimatnya.

"Hobi masak juga ya pak? " Sunoo akui, dirinya saja yang wanita tidak memiliki hobi memasak. Meskipun ia bisa masak cukup banyak makanan, tapi sebenarnya ia sama sekali tak gemar dengan kegiatan itu.

Sunghoon kembali tertawa. Mengusap-usap hidung tipisnya yang memerah membuat tatapan Sunoo tertuju pada pandangan itu. Dalam hati memuji jika Sunghoon terlihat tampan dengan ekspresi natural yang terlihat manis ketika gigi taring itu terlihat.

"Saya nggak hobi sama sekali. Sebenarnya saya orang pemalas bu Kim, tapi keadaan membuat saya harus melakukan semuanya sendiri. "

Alis Sunoo mengerut dengan gerakan tangan yang terhenti membuat sumpit yang ia pegang mengambang di udara.
"Maaf Pak, saya nggak tahu kalau bapak sudah sendirian. "

Namun tawa Sunghoon terdengar lebih keras dari sebelumnya sampai laki-laki yang memakai kemeja biru langit itu memegangi perut. Entah apa yang lucu, Sunoo hanya diam dengan tatapan bingung.

"Kenapa Pak? "

"Maksud saya itu saya belum punya istri bu Kim, makanya saya terpaksa apa-apa sendiri. " Lanjut Sunghoon masih dengan sisah-sisah tawanya.
"Orang tua saya masih ada dan masih sehat, tapi mereka tinggal diluar kota. Jauh dari saya. "

Sekarang giliran Sunoo yang tertawa pelan. Sunghoon  tak tertawa lagi.Ia pikir kedua orangtua Sunghoon telah tiada hingga membuat laki-laki itu melakukan semuanya sendiri. Rupanya ia salah tanggap.

"Maaf Pak jadi salah mengerti. " Sunoo melirik ponselnya yang menyala. Menyipitkan mata untuk melihat ke layar karena cahaya yang silau.

"Angkat saja bu, nggak apa apa. "

Wajah Sunoo terangkat melihat Sunghoon. Tersenyum manis sambil mengangguk.
"Iya Pak, lagian ini cuma pesan. "

Kembali melihat layar ponselnya. Menerangkan tingkat kontras pada ponsel baru ia bisa membaca pesan disana.

Niki
Saya lihat.

Mengerutkan dahi,Sunoo langsung meletakkan kembali ponselnya. Mengedarkan pandangan kesana kemari dengan perasaan tidak enak. Sejenak ia terdiam kemudian berpikir.

Look At Me( SunKi) Enhypen /END (Switch) Where stories live. Discover now