39.🌸

223 45 4
                                    

"Dia apain kamu?"
Sunoo hanya diam dengan tatapan kosong. Melihat Niki yang duduk didepannya dengan kedua tangan Niki yang memijat pelan pergelangan kakinya yang sedikit membiru karena terkilir. Sedikit terasa sakit ketika berjalan meskipun hanya terkilir biasa. Tadi juga ia tidak mengizinkan Niki memijatnya ,tapi laki-laki itu terlihat datar menahan kesal hingga akhirnya ia biarkan saja.

"Sunoo?" 

Mengedipkan mata pelan,kini Niki sudah beranjak dari posisinya.Duduk disamping Sunoo memperhatikan wanita didepannya yang tampak linglung. Entah memikirkan apa,tapi hatinya berpikir jika saat ini kekasihnya itu tengah memikirkan Heeseung. Semakin hari memang pikiran positifnya kian berkurang. Kehadiran laki-laki lain di sekitar Sunoo tak jarang membuatnya berpikir macam-macam dan akhirnya menuduh yang tidak-tidak didalam hatinya sendiri.

"Niki?" Setelah terdiam cukup lama akhirnya Sunoo membuka suara. Bukan menjawab pertanyaannya tadi,tapi wanita itu melontarkan pertanyaan yang lain.

"Hm?"

"Apa yang membuat kamu bisa menyukai saya?" Sorot tatapannya berubah sendu. Ia memikirkan hal itu karena memang pada dasarnya ia hanyalah wanita biasa yang tak bisa apa-apa. Jika dulu ia bangga dengan segala yang ia punya,kini ia akui jika dirinya hanya seorang guru seni sekolah menengah atas yang hidup sederhana dan tak memiliki apa apa. Harta yang ia punya bukanlah miliknya seutuhnya. Itu semua milik kedua orang tuanya.

"Setelah melihat kebaikan kamu serta papa kamu,saya jadi merasa semakin malu dengan diri saya sendiri yang nggak bisa memperlakukan kamu dengan baik setelah orang tua saya memberikan perlakuan kurang mengenakkan untuk kamu." Sunoo menjatuhkan tatapannya pada ujung bibir Niki yang terangkat samar membuatnya terdiam tanpa melanjutkan ucapannya lagi.Lebih memilih untuk menanyakan hal lain pada laki-laki yang kini menjatuhkan kepalanya pada bahu Sunoo.

Hanya diam ketika Niki menyusupkan wajah pada ceruk lehernya. Menghirup aroma dari sana dengan nafas dalam kemudian dihembuskan pelan membuat Sunoo mengerjap.
"Apa nggak capek bahas itu terus?" Ujarnya dengan suara rendah masih dalam posisi yang sama seperti tadi.

"Saya nggak tahu lagi mau jelaskan apa kalau kamu terus tanya satu pertanyaan yang sama dan terus bahas satu persoalan yang sama seperti sebelumnya." Deru nafas Niki terdengar teratur menerpa kulit lehernya. Kedua tangan laki-laki itu memeluk pinggangnya dengan mata tertutup.

"Papa saya setuju apapun yang saya pilih asalkan itu baik." Lanjutnya dengan wajah tenang . Meski matanya tertutup,tapi Sunoo bisa melihat samar-samar dari posisinya,wajah Niki terlihat semakin tampan. Tak terlihat mata tajam ataupun wajah usil dari sana,karena sekarang wajah itu terlihat sangat berkharisma dengan rahang tegas dan alis tebal. Meski tak setegas rahang Jay,namun rahang Niki sudah terbentuk sempurna untuk takaran remaja sepertinya.

"Kamu pernah cerita soal saya sama papa kamu?" Pertanyaan Sunoo yang muncul tiba-tiba dari otaknya membuat Niki tersenyum.

"Apapun saya ceritakan sama papa,termasuk kamu."

Sunoo mengangguk samar membuat wajah Niki bergerak gelisah dilehernya hingga rasanya ia seperti akan membeku dalam posisi ini. Jika saja Niki tahu,saat ini ia merasa sedikit gugup.

"Tadi saya sempat marah karena Heeseung ada dirumah dan ikut makan sama kita." Niki berdeham pelan kemudian melanjutkan bicaranya lagi.
"Saya semakin kesal melihat dia berdua ditaman belakang sama kamu." 

Ketika wajah Sunoo menoleh untuk melihat wajah Niki,laki-laki itu membuka matanya hingga tatapan mereka bertemu.
"Tadi saya tanya kenapa nggak jawab?"

Alis Sunoo bertaut.
"Tanya apa?"

"Dia apain kamu?" Jawab Niki cepat setelah mendecak pelan karena Sunoo yang begitu cepat lupa,padahal baru tadi ia menanyakan hal itu.

Look At Me( SunKi) Enhypen /END (Switch) Where stories live. Discover now