08 - RAVOZER vs GARNESIA

263K 30.4K 1.2K
                                    

Murid di lapangan memekik histeris ketika segerombolan anak motor memaksa masuk dengan membuka gerbang SMA Cakrawala secara kasar. Dan sialnya gerbang terbuka karena tak kuat menahan tendangan dan dorongan dari si pelaku-anggota GARNESIA.

PYAR...

Suara pecahan kaca terdengar, disusul dengan suara pecahan lainnya. Anggota GARNESIA terlihat sangat puas melihat kaca-kaca sepanjang koridor sekolah lantai satu hancur. Tak sedikit pula ada murid yang terkena lemparan batu dari mereka.

"ATLANTA! KELUAR LO SEBELUM GUE RATAIN INI SEKOLAH!" Suara Rigel terdengar dengan jelas. Ia mengambil batu didekat kakinya lalu melemparkan lagi kesalah satu jendela kelas.

Dari arah berlawanan datang Atlanta beserta anggota RAVOZER. Wajah cowok bertindik itu terlihat sangat menyeramkan saat sedang marah, urat-urat lehernya terlihat begitu jelas disertai dengan rahang yang mengeras. Di tambah dengan mata yang tajam serta aura yang begitu menyeramkan.

"Pancing mereka keluar dari sekolah." Suara Dedric menggema. Pastinya untuk mengurangi kekacauan yang terjadi sekarang.

Anggota yang lain mengangguk lalu berpecah. Mencoba memancing anggota GARNESIA agar keluar dari SMA Cakrawala. Sudah cukup kekacauan yang mereka buat, kekacauan ini benar-benar menimbulkan kerugian yang sangat besar.

"Palingan masih gak terima sama kekalahan yang semalam," ujar Caesar ketika tatapannya bertemu dengan Vero.

Ini semua memang sudah biasa terjadi. Jika tidak terima dengan kekalahan dari salah satu kubu, pasti kubu tersebut akan melakukan penyerangan. Atlanta sih terima-terima saja, tapi masalahnya mereka melakukan penyerangan saat jam sekolah. Siapa saja bisa terluka karena hal ini.

"Let's." Atlanta mendesis lalu berjalan keluar dari perkarangan sekolah dengan langkah lebar. Di tangan kanannya terdapat sebuah tongkat baseball yang selalu ia gunakan saat tawuran.

Tawuran terjadi. Tanpa bisa dielak'kan. Aksi pukul dan memukul itu terjadi tak jauh dari SMA Cakrawala. Beberapa dari mereka tak segan membawa senjata tajam.

"Lo ada masalah hidup apasih!" Itu ucapan Caesar ketika berhadapan dengan Vero yang tampak ingin melukainya.

"Gue benci sama lo!" jawab Vero ketus lalu melayangkan pukulan pada Caesar.

"Tiati benci bisa jadi cinta!" Caesar tertawa terbahak-bahak melihat wajah Vero yang semakin kesal karena ucapannya.

"Sinting!" maki Vero.

Caesar mengangkat bahu acuh. Ia menerjang Vero dengan pukulan yang mendarat tepat di tulang pipi serta perut Vero. Caesar mengibaskan tangan lalu menatap Jendra. "Buset, Jen! Tangan gue sakit gegara mukul ni anak!" ujarnya.

"Hati-hati ketularan virus emosian dari dia!" jawab Jendra.

Vero kian emosi, bisa-bisanya mereka berdua bercanda. Hal itu dianggap sebuah penghinaan bagi Vero. Yeu Vero baperan kek yang baca.

"Sini lo anjing!" Vero menarik kerah baju Caesar lalu memukul wajah Caesar. Setelah itu Vero menendang kaki Caesar sampai cowok itu tersungkur. "Masih berani lo?" tanyanya setelah memelintirkan tangan Caesar kebelakang.

"Gue gak pernah takut sama lo, sialan!" balas Caesar. Memutar tangan Vero sampai dirinya terlepas.

Sedang disisi lain. Atlanta terlihat terluka parah karena melawan lima orang sekaligus, termasuk Rigel. Dahi Atlanta mengeluarkan darah karena tadi sebuah batu mendarat dengan mulus di dahinya.

"Sialan." Kesabaran Atlanta habis. Ia mengangkat tongkat baseball ditangannya lalu diletakkan di atas bahu. Menatap tajam lima orang didepannya.

ATLANTA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang