01 - SMA Cakrawala

447K 37.3K 3.5K
                                    

Tiga hari berlalu. Selepas kejadian dimana Aletheia bertemu dengan para iblis tampan itu, dan berujung diantar pulang oleh seorang cowok bernama Jendra. Sekarang Aletheia akan bersekolah di SMA Cakrawala, setelah sempat berdebat dengan Ayahnya.

"Apa?" Aletheia menatap penuh ejek pada Hendri-Ayahnya yang kini menatapnya sinis.

Hendri geleng-geleng kepala, lalu menyuruh Aletheia duduk untuk sarapan. "Kalau ada apa-apa bilang sama Ayah."

"Oke!" Aletheia mengacungi jari jempolnya. Lagian ia heran mengapa Ayahnya sangat khawatir, padahal ia hanya sekolah. Itupun bersekolah ditempat yang sangat elit dan juga faforite.

Diana-Bunda Aletheia menatap putrinya khawatir. "Ale kalau ada yang jahatin langsung bilang ya, biar kamu dipindahin ke sekolah lain." Disana ada geng motor bernama RAVOZER, ia tidak mau Aletheia kenapa-napa.

"Bunda, Ale cuma mau ke sekolah bukan mau pergi perang. Lagian Ale pasti jaga diri baik-baik kok, Bunda gak usah khawatir." Aletheia menjawab santai, tersenyum singkat menatap wanita paruh baya itu.

"Yaudah, ayo sarapan nanti kamu telat ke sekolah."

Keluarga Geraldine memulai sarapan. Tidak ada pembicaraan selama sarapan karena itu memang dilarang dari dulu sampai sekarang. Keluarga seorang Hendri Geraldine memang penuh dengan aturan, wajar saja jika pria pemilik perusahaan besar di Rusia seperti Hendri sangat menginginkan anaknya bersekolah ditempat yang disiplin.

Selesai sarapan Aletheia diantar Hendri ke sekolah. Hendri juga melarang Aletheia berangkat menggunakan kendaraan sendiri, selain usia Aletheia yang masih 16 tahun, gadis itu juga belum terlalu pandai berkendara.

"Jangan pulang sebelum Ayah atau supir jemput, tunggu aja didepan gerbang. Paham?"

Aletheia mengangguk-ngangguk saja. Selama perjalanan menuju sekolah Hendri tidak henti-hentinya menasehati Aletheia tentang ini dan itu. Sampai-sampai Aletheia menipiskan bibir menahan kesal.

"Ayah kenapa sih segitu khawatirnya Aletheia sekolah disana."

"Banyak perubahan di Jakarta, Ale." Hanya itu jawaban Hendri.

Menyerngit pelan karena kebingunan, namun Aletheia tidak ingin bertanya lebih lanjut. Jika dipikir-pikir memang ada banyak hal yang berubah setelah tiga tahun meninggalkan Jakarta.

Tiga tahun lamanya Aletheia bersekolah di Bandung sekaligus menjaga Neneknya yang ada disana. Tiga tahun itu pula ia tidak pernah kembali ke Jakarta, hanya Hendri dan Diana yang akan datang menjenguknya sekali dalam seminggu, itupun jika Hendri tidak sibuk.

Karena Neneknya sudah meninggal, Hendri memutuskan untuk kembali membawa Aletheia ke Jakarta. Saat pindah Aletheia langsung memilih SMA Cakrawala, karena sekolah itu memang sudah menjadi incarannya semasa di Bandung. Tapi Hendri melarang, itu sebabnya Aletheia kabur tiga hari yang lalu.

Namun akhirnya Hendri juga yang akan mengalah.

"Udah sampai."

Suara Hendri membuyarkan lamunan Aletheia. Gadis berambut cokelat itu menoleh keluar, berdecak kagum melihat bangunan SMA Cakrawala yang jauh lebih bagus dari yang ia lihat di foto.

"Ini SMA Cakrawala?" tanya Aletheia tak percaya.

"Iya. Kenapa? Gak bagus 'kan? Yaudah Ayah pindah-"

"Ini bagus banget, Ayah!" Jerit Aletheia tertahan. Buru-buru ia menyandang tas sekolah lalu menyalimi tangan Hendri. "Aletheia pergi ya, Ayah hati-hati di jalan. Bye-bye!"

Hendri menghembuskan nafas pelan lalu geleng-geleng kepala. "Ingat pesan Ayah, Ale."

"Iya, Ayah bawel!"

ATLANTA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang