9. Kemajuan?

Mulai dari awal
                                    

"Hah?" Kaila mengerjap, dia tak paham.

"Simpen Sendoknya."

"Nggak, gue mau ini." Balas Kaila Keukeh.

"Nanti Lo sakit," ujar Rifky.

Sahabat sahabat nya, melongo. Biasanya Rifky akan bodoamat pada Kaila tapi sekarang dia seolah memberi perhatian. Beda dengan Lily yang sudah merasa senang, Jadi dia tidak akan ada yang menggangu nya untuk mengejar Cinta nya, Jika Rifky sudah bersama Kaila.

"Lo khawatir ya? Ah, gue ada peningkatan, Makin cinta deh." ujar Kaila PD.

Rifky memutar bola matanya malas. Lalu mengambil mangkok bakso punya Kaila, Lalu menggantinya dengan Bakso punya nya.

"Makan."

Kaila menggeleng, "Nggak! Ini nggak pedes."

Rifky mencodongkan tubuh nya mendekati Kaila, lalu membisikan sesuatu di depan telinga gadis itu. "Makan atau Lo gue cium." bisik Rifky.

Kaila melotot, Dia menggeleng lalu memakan bakso yang di beri Rifky. Jantung nya berdetak kencang, dia masih tak percaya dengan perubahan sikap Rifky.

"Itu Rifky?" tanya Sean yang masih tak percaya.

"Dia kerasukan apa?" timpal Vino.

"Impresif," gumam Febian.

"Cekek gue Ian cekek."

Febian mencekik leher Langit agak keras. Membuat Sang empu kesakitan.

"Arghh, Febian sialan Lo, Jangan keras bego."

"Lo yang minta," ujar Febian Santai.

Langit mengusap leher nya, melirik sinis Febian, yang menatap nya datar. "Kalau gini caranya, Sudah tak ada toleransi, Gue bakalan ngasih tau ke mereka semua kalau sempak kesayangan Lo gambar hello Kitty," ujar Langit, tanpa tau kalau dia sudah membeberkan nya. Febian menatap tajam Langit, Ingin rasanya dia mencelupkan muka Langit ke Got.

Pipi Febian merah, Membuat yang di meja tertawa, Sialan Lo langit, Batin Febian. Dokumen Negera sudah tersebar.

"Lo punya sempak hello Kitty Ian?" tanya Sean di sela sela tertawanya.

"Heh, Muka Si Febian merah weh, Hahaha," tawa Lily, Membuat Febian semakin malu.

Rifky tersenyum tipis. Candaan mereka membuatnya sedikit terhibur. Karna tatapan Tajam dan mengintimidasi dari Febian, mereka meredakan tawanya dengan keadaan sedikit canggung.

"Hai Guyss, Kalian nungguin aku nggak?"

"Enggak." jawab Mereka serempak.

Frisil menekuk wajah nya. Lalu duduk di bangku yang kosong diikuti Orang yang di belakang nya. Ternyata Frisil tidak sendirian.

"Darimana aja sih Lo?" tanya Lily.

"Dia habis nge lon, mana Sil hasil nya bagi bagi," Frisil menoyor Jidat Kaila.

"Sialan, gue nggak nge lon ya, gue ngepet."

"Sama aja, sama sama sesat," ujarVino.

"Eh btw siapa tuch?" Mereka mengalihkan pandangan pada seseorang yang di samping Frisil.

"Oh ini, murid baru." jawab Frisil.

Langit mengulurkan tangan nya. "Kenalin gue Langit, Orang paling kalem disini."

Orang itu menerima salamannya. "Gue Rangga."

"Gue Sean."

"Febian."

Bukan Senja (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang