"Ini kita bolos?" Tanya Nanda dengan kepolosan nya.

"Pake nanya lagi ni si goblok, yaiyalah bego!" Sebal Ipal langsung menyusul langkah Arkan. Aksi tersebut disusul oleh Draka. Dan sedangkan Nanda masih tertinggal dibelakang.

~o0o~

Brukk

Lelaki ini mendorong secara gusar tubuh Asel sehingga tubuh nya terdorong masuk kedalam gudang belakang sekolah ini. Ia hanya sekedar menutup rapat gudang ini, dikarenakan gudang tua ini yang tak bisa lagi dikunci maupun digembok.

Lelaki kelas 11 yang dapat dikatakan sebagai kekasih asel ini terus mengikis jarak nya pada Asel. Ia terus melangkah kan kaki nya maju mendekati Asel. Sehingga membuat langkah Asel terus berjalan mundur dibuat nya.

"Sayang, kamu ngapain sih?!" Sedikit was-was memang situasi Asel saat ini. Melihat lelaki yang bernama Ibal ini tampak sangat mengerikan sekarang.

"Ibal plis jangan macem-macem deh! Aku nya kan udah minta maaf juga sama kamu."

"Ibal plis, jangan macem-macem. Kamu mau aku teriak?!" Hanya jurus mengancam yang dapat Asel keluarkan untuk situasi saat ini.

"Silahkan." Balas Ibal sembari tersenyum miring. Pria ini terus tersenyum seakan-akan itu adalah sebuah ekspresi ingin menerkam Asel detik ini juga. "Silahkan teriak sepuas nya dan semau lo, Asel Paulina." Nada bicara Ibal semakin terdengar memelan.

"Aku kan tadi udah minta maaf sama kamu nya. Plis maafin aku. Jangan ngelakuin hal yang macem-macem, bal. Kamu mau aku aduin ke Kak Arkan hah?!"

"Ibal, aku takut. Plis jangan lakuin hal yang engga-engga. Aku mohon maafin aku ya, lepasin aku dan jangan mepetin aku kaya gini, Ibal!" Mohon Asel dengan pelupuk mata yang sudah digenangi oleh air mata. Asel benar-benar takut lelaki ini akan berbuat macam-macam pada diri nya.

"Bisa-bisa nya lo minta maaf seenak jidat lo cewek jalang! Atas apa yang udah lo lakuin! Dengan tingkah lo yang asik-asikan ngobrol sama cowok lain ditaman tadi! Ketawa-ketawa berdua hah?! Anjing ya lo sel!" Hardik Ibal semakin mengikis jarak nya pada Asel. Sebagai lelaki yang posesif Ibal tak sanggup lagi menahan amarah nya.

"T-tapi kan udah minta maaf. Aku gak bermaksud apapun bal, Tolong percaya dan jangan lakuin hal buruk sama aku." Lirih Asel.

Pada akhir nya tubuh Asel tersudutkan pada tembok. Punggung nya yang sudah menempel dan tersandar pada tembok gudang ini. Hal ini dikarenakan Asel yang terus berjalan mundur.

Ibal yang sudah berada tepat didepan Asel pun menatap lekat wajah gadis dihadapan nya ini. Ibal berdecih. "Cih, maaf lo bilang hah?"

Asel tak menjawab, ia hanya bisa memejamkan matanya erat sembari menunduk. Jujur saja, Asel benar-benar takut dan enggan menatap wajah lelaki menyeramkan dihadapan nya ini.

"Maaf lo bilang?" Lirih Ibal dengan nada bicara yang kian memelan. Ibal semakin mengikis jarak nya pada Asel hingga jarak antara mereka berdua sampai sedekat ini.

"Ibal mundur! Jangan mepet-mepet, aku takut!" Sentak Asel semakin memejamkan matanya erat.

Ibal menepiskan sebuah senyuman yang sulit diartikan. Ia menatap lekat wajah gadis yang sedang ketakutan dihadapan nya ini. Alhasil tangan Ibal terulur mengusap lembut pipi Asel. Ibal memajukan wajah nya dan tampak berbisik ditelinga Asel.

"Diamafin kok, tapi.."

Ibal menggantung kalimat nya. Ia beralih memandang kebawah. Tangan nya yang terulur pada pinggang Asel. Dengan lancang nya Ibal menarik seragam Asel sehingga membuat seragam tersebut keluar dari tempat asal nya.

DISA | brokenHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin