Secercah Harapan

62 18 0
                                    

Author POV

Sungjin melenguh pelan, menyerjapkan matanya beberapa kali hingga dapat menyesuaikan diri dengan cahaya yang menyinari netra indah miliknya.
Dia masih berada di ruangan yang sama, ruangan gelap nan pengap tempatnya disekap selama beberapa hari belakangan.

Pispot tempatnya buang air sudah nampak penuh, menguarkan aroma tak sedap yang cukup membuat Sungjin merasa pusing.
Sepasang obsidian kelam miliknya menerawang, menyusuri keadaan sekitar dan benar saja, Sungjin menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya.
Pelan-pelan sang pemuda Park merayap, berupaya menahan perih di pergelangan tangan serta kakinya yang sudah lecet karena bergesekan langsung dengan kasarnya tali yang merenggut kebebasannya.

Itu pisau!
Beberapa jengkal lagi Sungjin berhasil meraihnya.
Lelaki tampan itu sangat berupaya, membuat bulir-bulir keringat nampak merembes dari pori-pori kulitnya.
Sungjin sekuat tenaga tetap berusaha meraih pisau itu meski dibayangi oleh rasa sakit yang merayapi sekujur tubuhnya.
Pemuda malang itu tak lantas menyerah, dia menepati janjinya untuk membebaskan diri bagaimana pun caranya.

Sungjin memutar posisi tubuhnya bermaksud membelakangi pisau tadi agar dapat meraihnya.
Akhirnya upaya lelaki itu membuahkan hasil baik, ia berhasil meraih pisau itu dengan tangan kanannya lantas mulai bergerak memotong tali besar itu dengan harapan cara ini lekas berhasil.
Satu menit.
Dua menit.
Tiga menit berlalu, tali itu telah berhasil terpotong setengahnya.

Surai sekelam langit malam milik Sungjin mulai basah karena peluh, menyiratkan usaha kerasnya beberapa menit belakangan.
Park Sungjin adalah pemuda tangguh maka ia tidak akan menyerah begitu saja.
Barang sedikit pun, dia tidak takut dengan Lee Taemin, yang ada kini Sungjin sedang menyusun strategi untuk menjebloskan lelaki sepuh itu ke dalam penjara agar ia menuai hasil dari perbuatan jahatnya selama bertahun-tahun itu.

Hingga dimenit ke delapan, Sungjin berhasil memutus tali tambang itu.
Napasnya tersengal, namun ia tak mau membuang-buang waktu, Sungjin langsung mengarahkan pisau dapur yang sudah berkarat itu diantara kedua kakinya.

Secepatnya aku harus pergi dari sini, batin Sungjin sambil terus menyayat tali yang membelenggu kakinya.

Hari belum pagi.
Masih pukul tiga dini hari, langit masih kelam bertabur bintang.
Sangat besar kemungkinan kalau para anak buah Lee Taemin yang berjaga sedang tidur sekarang, sungguh kesempatan emas untuk melarikan diri dengan mulus.

Lima menit kembali bergulir, Sungjin sudah berhasil melepaskan tali yang mengikat kakinya.
Sungjin mencari celah dalam ruangan sempit itu untuk dapat melarikan diri sekarang juga.

Oh, lihatlah!
Sungjin menemukan sebuah jendela berukuran sedang yang tidak bisa terkunci dengan baik.
Melihat kesempatan emas, Sungjin langsung mendorong kursi yang terletak di pojok kanan ruangan untuk dapat meraih jendela yang letaknya lumayan tinggi itu.

Hup!
Dalam sekali percobaan Sungjin dapat memanjat jendela itu dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki.
Sungjin mendorong daun jendela itu hingga dapat terbuka dengan sempurna.
Sejenak Sungjin mengamati pemandangan kota Seoul yang lengang, menikmati dinginnya udara yang menusuk tulangnya.

"Ryuna, gue pulang. Tenang gue udah bisa jagain lu lagi dari Taemin biadab itu," gumam Sungjin lantas terjun dari jendela itu.
Beruntung ia tak berada di lantai dua seperti perkiraan awal Sungjin sehingga ia bisa dengan lebih mudah meloloskan diri.

Pergelangan tangan Sungjin nampak sangat mengenaskan dengan luka lecet disana-sini, eksistensi darah yang telah mengering juga tak luput menghiasi kulit putihnya.
Wajahnya pun tak kalah menyedihkan, penuh dengan luka lebam karena selalu mendapatkan tindakan kekerasan selama beberapa hari.

Tetapi Sungjin masih bersyukur karena bisa lolos dengan selamat beserta sebuah bukti kuat; dia berhasil merekam percakapannya dengan Lee Taemin sebagai bukti kuat untuk dapat membawa manusia berhati iblis itu ke dalam hotel prodeo.

Dengan langkah lunglai, Sungjin berjalan pulang membelah sepinya dini hari kota Seoul hari itu.
Jalanan yang sangat lengang tidak membuatnya takut, sungguh, ingin Sungjin kini hanya satu yaitu pulang dan kembali melindungi Ryuna dari kejamnya Ayah kandung gadis itu seperti sedia kala.




Jalanan yang sangat lengang tidak membuatnya takut, sungguh, ingin Sungjin kini hanya satu yaitu pulang dan kembali melindungi Ryuna dari kejamnya Ayah kandung gadis itu seperti sedia kala

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.



Finally, he can escape!
Maaf ya update agak lama karena kerjaan saya lagi sibuk-sibuknya --banyak photoshoot yang gabisa ditunda.
Terima kasih sudah setia di lapak ini!💚

Litani ; Qian KunOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz