Ksatria

190 32 2
                                    

Sambil mengerutu, aku mengerjakan tugas-tugasku yang menumpuk bak gunung Everest di dalam perpustakaan sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Sambil mengerutu, aku mengerjakan tugas-tugasku yang menumpuk bak gunung Everest di dalam perpustakaan sekolah.

Ah, kenapa tugasku tidak kunjung selesai sih?
Aku mendengkus kesal memandangi tumpukan buku pelajaran sekolah yang tergeletak tak berdaya di atas meja perpustakaan.

"Kenapa? Kok cemberut gitu mukanya?"

Dengan tumpukan buku sejarah di tangannya, Sungjin datang menghampiri dengan tatapan heran yang ia lemparkan kepadaku.

Aku menghela, "tugas gue kayaknya gak selesai-selesai, Jin. Gue udah capek banget padahal."

"Yaudah kalo capek mending istirahat dulu, nanti yang ada pikiran lu makin kusut," Sungjin mengusap puncak kepalaku gemas, "gak boleh sampe stress ya."

"Makasih perhatiannya, Park Sungjin. Sumpah ya, gue malah takut baper sama lu," aku terkekeh.

Park Sungjin, laki-laki itu memang selalu menjagaku selama ini.
Dia selalu ada di sisiku, tidak peduli apakah aku berada di posisi yang benar atau salah.
Sungjin memang sangat setia kawan.
Kadang, aku benar-benar takut jatuh hati kepada sosoknya yang menurutku sangat luar biasa itu.

"Byun Ryuna," panggil Sungjin sambil memandangku lurus.

"Kenapa? Kayaknya lu mau ngobrolin sesuatu yang serius?"

Sungjin berdeham, "Ryu, lu berhak bahagia. Lu terlalu berharga untuk ngerasain sakit hati. Meskipun gue gak bisa jadi pacar lu, seenggaknya biarin gue jadi ksatria pelindung yang selalu setia ngelindungin lu."

Pernyataan dari Sungjin membuatku sontak terhenyak.
Kalau sudah begini, bolehkah aku menganggap perkataan Sungjin sebagai sesuatu yang serius?


Kalau sudah begini, bolehkah aku menganggap perkataan Sungjin sebagai sesuatu yang serius?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Author's POV

Sungjin berderap perlahan menuju rumahnya, melintasi trotoar yang membentang sepanjang kota Seoul di temani sepasang earphone yang menggantung manis di kedua belah telinganya.

Angin berhembus pelan, membuat helaian surai hitam milik Sungjin sedikit tersibak.
Rautnya terlihat begitu serius —nampak sedang memikirkan sesuatu.

Litani ; Qian KunWhere stories live. Discover now