Dibawah Naungan Langit

80 20 2
                                    

Author POV

Langit mulai bertukar warna menjadi kelabu, suhu udara pun turut menurun membuat Kun merapatkan jalinan jaket yang ia kenakan dengan sigap.
Kakinya berderap cepat menuju lapangan parkir --tempat ia membuat janji dengan Lucas sebelumnya.

Penampilan Kun yang berubah drastis setelah berpacaran dengan Ryuna membuat kaum hawa tak dapat melepaskan perhatian mereka kepada lelaki berkulit putih itu.
Ya, dia bermetamorfosis menjadi lelaki yang sangat tampan dan kini masuk dalam jajaran 'Most Wanted Boy' di sekolah berkat perubahan penampilannya.
Sepanjang jalan, para siswi tak dapat melepaskan pandangan mereka dari sang pemuda Qian yang sangat menarik serta menawan tersebut.

"Lu kok lama banget?" protes Lucas, menyambut Kun yang baru saja tiba di lapangan parkir.

"Ya maaf, tadi gue ke ruangan guru dulu ngumpulin tugas. Oh iya, ini mau langsung ke rumah sakit 'kan?"

Lucas mendecak, "iya. Ryuna khawatir banget setelah gue kabarin kalo Sungjin udah beberapa hari gak pulang. Jangankan dia, gue aja khawatir!"

"Kalo gitu yuk langsung gas, takutnya keburu hujan," pungkas Kun lantas mengenakan helmnya dengan tergesa.
Tangannya merogoh saku jaketnya, mencari keberadaan kunci motor lantas segera menyalakan mesin kendaraan roda duanya itu.

Kepala Lucas mengangguk, mengiyakan perkataan Kun dan bergegas menaiki motor sport berwarna hitam miliknya.
Beriringan, keduanya bertolak menuju rumah sakit tempat Ryuna dirawat.

***

"Jadi, kita harus gimana?" Ryuna bertanya dengan nada frustasi.
Dia memang tidak memiliki perasaan cinta kepada Sungjin, namun bohong kalau ia tak memiliki sepeserpun perasaan kepada pemuda Park itu.
Ryuna menyayangi Sungjin lebih dari seorang teman, namun bukan perasaan sayang selayaknya kekasih.

"Biar aku sama Lucas cari dia dulu. Kalo masih belum membuahkan hasil positif mau gak mau kita harus minta bantuan polisi," ucap Kun buka suara memecah keheningan, membuat Ryuna merasa agak sedikit lega setelah kekasihnya menawarkan diri untuk membantu.

"Iya, lu tenang aja. Biar gue sama Kun yang cari Sungjin lu diem aja disini bantu doa semoga dia cepet ketemu," imbuh Lucas, memandang gadis berparas ayu di hadapannya itu memberi keyakinan.

Ryuna hanya bisa mengangguk lemah.
Dia tidak bisa berbuat banyak dengan tubuhnya yang masih lemah tersebut selain berdoa demi kelancaran pencarian Sungjin.
Harapannya tak banyak selain Sungjin dapat ditemukan dengan keadaan selamat.

"Nah sekarang kamu makan dulu. Ini aku udah beliin kamu buah buat tambahan nutrisi, jangan lupa dimakan juga ya," kata Kun mewanti-wanti sambil mengusap puncak kepala Ryuna penuh sayang.

"Kalian berdua hati-hati."

"Pasti," sahut Lucas, menaikkan selimut Ryuna sampai batas dada, "istirahat lu jan kebanyakan mikir."

Kedua pemuda itu lantas melenggang pergi, meninggalkan Ryuna seorang diri di ruang rawatnya.
Ryuna merapatkan kedua kelopak mata berlapiskan bulu mata yang panjang nan lentik miliknya, dalam hati berdoa kepada Tuhan agar Lucas dan Kun berhasil membawa Sungjin pulang.

Ruangan sepi dan hampa itu membuat Ryuna semakin teringat kepada semua perlakuan manis Sungjin kepadanya sejak mereka pertama kali bertemu. Sungguh, pria bermarga Park itu selalu tahu bagaimana cara memperlakukan dirinya.

"Sungjin, kapan lu pulang? Gue kangen banget sama lu," Ryuna berkata lirih, melemparkan pandangannya ke luar jendela yang menampilkan langit biru yang begitu sejuk dipandang, seperti wajah Sungjin.
Air mata perlahan namun pasti merembes dari pelupuk mata sang gadis, menjadi penggambaran kerinduannya kepada Sungjin.
Angin bertiup tenang di luar sana membawa serta bunga sakura yang berguguran mengikuti arah angin, membuat perasaan Ryuna semakin tidak karuan.

***

"Kita harus cari kemana lagi?" Lucas melayangkan pandangan kepada Kun yang nampak sedang berpikir keras.

Hampir semua sudut kota Seoul telah merasa telusuri namun belum membuahkan hasil membuat kedua pemuda itu pening.
Hari sudah gelap, membuat gerak mereka untuk mencari Sungjin semakin sempit.

Kun mendesah frustasi, "gue udah gak tau lagi. Kita udah keliling ke seluruh kota tapi masih juga belum ketemu titik terang."

Lucas bersedekap, memandang langit yang warnanya telah bertukar menjadi kelam dengan pandangan menyipit.
Pemuda kelahiran Hongkong itu bingung harus mengambil langkah seperti apa lagi untuk menemukan Sungjin.

Kun menghela napas panjang, berpikir keras untuk menemukan jalan cepat guna menemukan Sungjin karena sejak tadi firasatnya tidak enak.

"Jalan satu-satunya kita harus lapor polisi, Cas. Kalo pake bantuan polisi kita punya peluang lebih besar buat nemuin Sungjin," ungkap Kun mengemukakan pendapatnya.

"Kita urus sekarang juga," final Lucas.


***

Sungjin dimana ya?

Litani ; Qian Kunحيث تعيش القصص. اكتشف الآن