05 - Atlanta Sialan

Mulai dari awal
                                    

Mata Aletheia membola. Itu foto saat Atlanta mendatanginya di halte kemaren, parahnya lagi foto tersebut diambil ketika posisi Atlanta yang sangat dekat dengan Aletheia. Jadi Atlanta sengaja?

"Selamat, lo jadi trending topic lagi." Celetukan Firesa membuat Aletheia menatapnya sinis.

"Kalau trending topic karena hal baik sih gak papa. Lah ini, gue dicap cewek centil plus perusak hubungan orang!" jawabnya ngegas.

"Cantik sih tapi centil!"

"Gak usah bacot lo, tutup aja mulut sampah lo itu!" balas Aletheia pedas. Menatap angkuh perempuan yang tadi menghinanya. Aletheia tidak selemah itu, ia bisa membalas setiap perkataan buruk yang orang lain lontarkan kepadanya.

Clara dan Firesa melongo karena keberanian Aletheia. Clara refleks mencubit pinggang Aletheia. "Yang didepan lo itu Kak Aura, temannya Kak Stefannie!"

"Awas lo!" Aura menunjuk Clara lalu pergi dari sana.

Aletheia mengusap wajah kasar, ia mencopot foto yang terpasang di mading. Merobeknya lalu dibuang kedalam tong sampah. Pertanyaan sekarang adalah...

"Siapa yang ambil foto itu?!"

Ini baru dua hari tapi sudah banyak masalah yang datang. Kemaren karena Atlanta, sekarang apakah juga karena Atlanta?

"Sabar, Ale!" Clara mengusap bahu Aletheia yang naik turun. "Lo jangan nangis dong," sambungnya ketika melihat mata Aletheia yang mulai memerah.

"ALE!" Dari ujung sana ada Violet dan Kenzia, kedua perempuan itu berlari menuju Aletheia.

"Lo harus tahu satu hal. Yang ambil foto itu Kak Genta, dia sengaja disuruh sama Kak Atlanta karena mau ngasih pelajaran sama lo!" ujar Violet.

Tadinya ia dan Kenzia ingin ke ruang OSIS. Tadi ditengah jalan ia melihat Atlanta dan kelima temannya sedang membicarakan sesuatu. Karena mendengar nama Aletheia disebut-sebut oleh Genta, Violet dan Kenzia pun sengaja menguping.

Dan yang mereka dengar sungguh sangat mengejutkan. Semua yang terjadi pagi ini sudah direncanakan.

Dalangnya Atlanta.

"Ale-"

Kenzia menghentikan ucapannya ketika Aletheia melenggang pergi. Mereka berempat saling pandang lalu berlari menyusul Aletheia.

"ATLANTA SIALAN!"

°°°°°

"Kuker lo berdua, kasian anak orang!" ujar Clarel. Ia menggelengkan kepala setelah mendengar penjelasan dari Atlanta dan Genta.

"Pembalasan," jawab Atlanta. Jangan anggap Atlanta akan melupakan masalah empat hari yang lalu, saat Aletheia berani menentangnya. Atlanta tidak sebaik itu, ia akan membalas orang yang telah berani mengganggunya. Tidak peduli orang itu perempuan ataupun laki-laki.

"ATLANTA SIALAN!"

"Astaghfirullah!" Jendra mengelus dada mendengar teriakan itu. "Nasib gue dari kemaren kaget mulu," sambungnya. Kemaren Nadia, dan sekarang Aletheia. "Eh Aletheia?"

Atlanta mengangkat sebelah alis menatap Aletheia yang terlihat sangat marah. Ia terkekeh, gadis itu terlihat menggemaskan dengan raut wajah marah. Atlanta mungkin gila karena beranggapan seperti itu.

Nyatanya raut wajah Aletheia sekarang berhasil membuat Jendra dan Caesar menelan ludah kasar.

"Cae," panggil Jendra.

"Ha?" Caesar menyahut dengan expresi yang masih cengo.

"Lebih sereman dia daripada Bunda gue," ujar Jendra jujur.

Caesar mengangguk. "Tapi Atlanta kenapa ketawa ya?"

"Biasalah orang sinting!"

Dedric geleng-geleng kepala mendengar bisikan kedua temannya itu.

Plak...

"Gila!" Jendra menggeleng takjub ketika Aletheia menampar pipi Atlanta.

Atlanta berdecih, ia lantas berdiri seraya memegang pipinya yang lumayan perih akibat tamparan Aletheia. Raut wajah Atlanya berubah datar dan dingin.

"Kalau Kakak masih kesal karena masalah empat hari yang lalu gak gini cara balasnya. Kakak buat aku malu tahu gak, semua orang hina aku padahal disini aku gak salah!" Aletheia menatap marah Atlanta.

"Kalau gini Kakak keliatan kayak bocah, pikiran Kakak terlalu singkat. Sengaja banget buat aku malu. Emang ya kalian semua gak punya hati!" sambung Aletheia.

"Lah kalian? Gue juga dong?" Jendra menunjuk dirinya sendiri. Pamit undur diri saja Jendra dari dunia, ia tidak ikut campur tapi malah disalahkan.

Jendra selalu salah.

"Udah?" tanya Atlanta.

Udah? Aletheia nyaris tidak percaya mendengar tanggapan yang Atlanta berikan.

"Cewek kayak lo pantas dapatin itu!" Atlanta berjalan mendekati Aletheia yang membuat gadis itu langsung mundur. "Cewek sok tahu yang ikut campur urusan gue. Cewek sok berani yang berani nentang gue."

Aletheia mengerjap pelan ketika penglihatannya buram karena air mata.

"Kalau kayak gitu apa namanya selain caper?"

°°°°°

-✧ ೃ༄* Tbc

Yang baca banyak, yang vote dikit. Sedih miskah T_T
40 vote + 50 comment ku next
Yok bisa yok, bye.

ATLANTA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang