28. Pindah Rumah?

3.7K 405 15
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

Syakila masih bergelung dalam selimut, suara hujan di luar semakin membuat Syakila malas untuk sekedar menginjakkan kaki ke lantai. Fatih yang baru saja keluar dari kamar mandi—lengkap dengan baju koko dan sarung, melangkah mendekati istrinya.

Fatih mengguncang pelan tubuh Syakila yang tertutupi. "Bangun, sudah masuk waktu subuh." ujar Fatih membangunkan Syakila.

Syakila membuka mata dan kembali menutup matanya lagi. "Lima menit lagi abang. Aku masih ngantuk." kata Syakila menarik selimut hingga menutupi kepala.

Fatih duduk di tepi ranjang, membalikkan tubuh Syakila menghadap ke arahnya. "Jangan tidur lagi dong, bangun sayang. Mandi terus shalat, yuk." kata Fatih menepuk-nepuk pipi istrinya. Dan yang di lakukan oleh Syakila adalah merengsek masuk memeluk suaminya. 

Fatih balas memeluk istrinya, merunduk mengecup kening istrinya, "Setelah lima menit bangun dan bersih-bersih. Oke?" tuntut Fatih yang di balas anggukan oleh Syakila.

"Jawab iya dulu."

"He'em. "

"Iya bukan he'em."

"Iya abang."

Fatih melihat jam digital di atas meja nakas, memantau waktu yang berlalu. Hingga lima menit yang di janjikan berakhir, Fatih kembali membangunkan Syakila.

Fatih merunduk memberikan kecupan-kecupan di wajah istrinya. Syakila menggeliat tidak nyaman karenanya. "Ish, abang!" geram Syakila menjauhkan wajahnya dari Fatih. Fatih menarik senyum, tangannya beralih ke perut Syakila. "Sudah lewat lima menit, ayo bangun." kata Fatih lalu tangannya bergerak memberikan kelitikan ringan.

Syakila membuka matanya sempurna, selanjutnya suara tawa terdengar darinya, tubuh Syakila bergerak-gerak tidak karuan karena rasa geli yang menjalari anggota tubuhnya.

"Ahahaha ... Abang geli ih."

"Makanya bangun dong."

"Udah abang, geli banget!"

"Hahaha ... Iya, Aku bangun!"

Syakila berubah posisi menjadi duduk begitu Fatih menarik tangannya. Wajah Syakila merah padam, matanya menyipit menatap Fatih yang kesenangan.

"Abang suka banget deh kelitikin aku." sungut Syakila menatap Fatih tajam yang malah terlihat menggemaskan di mata Fatih.

Fatih terkekeh, menepuk gemas kepala istrinya. "Ayo buruan bersih-bersih, tuh udah adzan." kata Fatih bertepatan dengan terdengarnya suara adzan subuh dari masjid terdekat.

Syakila mengangguk tapi berbanding terbalik dengan tangannya yang meraih selimut lagi menyelimuti tubuh. "Sebentar lagi, dingin banget mana di luar hujan." kata Syakila.

Fatih menghela napas, bangkit bangun—menatap Syakila yang telah memejamkan matanya lagi dengan posisi duduk. Tanpa aba-aba Fatih  mengangkat tubuh Syakila ke gendongan lalu melangkah membawa istrinya masuk ke dalam kamar mandi.

"Kyaaaa ... Abang dingin!"

"Saya jadi enggak sempat subuhan ke masjid."

Syakila memeluk tubuhnya sendiri, kakinya serasa membeku menyentuh lantai basah. "Dingin banget loh bang." kata Syakila merinding saat menyentuh air.

Fatih menyilangkan tangan di depan dada, tatapannya tidak beralih dari sang istri. Melihat Fatih yang masih berada di dalam kamar mandi pun berujar lagi. "Abang keluar dong, aku mau mandi nih!" usir Syakila mengarahkan gayung ke hadapan Fatih.

AL - FATIH [SELESAI] Where stories live. Discover now