04. Perkara Buku

4.7K 507 4
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca

***

Seperti biasa setiap hari menjelang sore, Fatih akan selalu mengunjungi restoran hanya untuk sekedar memantau saja. Kali ini Fatih tidak datang sendirian ada Qabeel bersamanya. Qabeel memaksa ingin ikut dengannya karena tidak ingin di ajak pulang oleh kedua orang tuanya. Akhirnya dengan senang hati Fatih membawa keponakan menggemaskannya itu bersamanya dengan catatan nanti dia juga yang harus mengantar Qabeel pulang ke rumahnya.

Begitu masuk ke dalam restoran mata Qabeel berbinar cerah kepalanya melongok kiri dan kanannya. Ada banyak orang di sana. Ini adalah kali pertama Qabeel datang ke sini dan dia senang.

"Om makan. Laperl." ucap Qabeel meraba perutnya.

Fatih terkekeh karena Qabeel yang belum lancar mengucapkan huruf R, dia sudah tidak heran lagi dengan Qabeel yang hobi makan, padahal sebelum ke sini Qabeel sudah makan banyak di rumah.

"Mau makan apa, hm?" tanya Fatih lembut.

Qabeel memiringkan kepalanya sebelah tangannya mengetuk di dagu. Kalau sudah seperti ini Qabeel mirip sekali dengan ibunya.

Qabeel menyunggingkan senyuman tampan,"Makan enak." jawabnya terkikik geli.

Fatih mengangguk, langkahnya di bawa ke meja kasir. Melihat sang bos datang Ade langsung berdiri tegak di balik meja kasir.

"Selamat siang menjelang sore bang bos." sapa Ade ramah dengan senyuman.

Fatih balas tersenyum membalas sapaan Ade. Fatih mengambil buku menu yang terletak di atas meja kasir lalu memberikannya kepada Qabeel membiarkan Qabeel memilih menunya sendiri.

"Mau yang ini." tunjuk Qabeel pada menu ayam sambal matah.

Fatih ikut melihat pada menu yang di pilih Qabeel. "Enggak boleh, nanti kepedesan." kata Fatih.

Qabeel memberengut, menu yang di pilihnya terlihat sangat menggiurkan dan dia ingin makan itu.

"Enggak pedes om."

"Pedes Abeel."

Qabeel menggembungkan pipinya pertanda bawah dia sedang merajuk dan memalingkan wajahnya enggan melihat Fatih.

"Makan yang lain saja ya."

Tidak ada jawaban dari Qabeel.

"Makan pedes bikin sakit perut, nanti kasian perut Abeel." lanjut Fatih memberikan pengertian.

Ade menatap bocah kecil yang berada di gendongan Fatih, dia baru pertama kali melihat Fatih datang bersama seorang anak. Ade jadi bertanya-tanya siapa gerangan bocah menggemaskan itu karena seingatnya sang bos belum menikah tapi entahlah bisa saja bosnya ini sudah menikah diam-diam.

"Anaknya bos ya?" tanya Ade mengeluarkan isi kepalanya karena penasaran.

Fatih beralih menatap Ade, mengembalikan buku menunya ke atas meja. "Bukan, keponakan saya." jawab Fatih singkat.

Ade tersenyum menggaruk lengannya, dia pikir bosnya ini sudah menikah diam-diam ternyata masih belum.

"Saya pesan satu porsi ayam bakar, kentang goreng sama minumnya air putih dan jus mangga." kata Fatih pada Ade menyebutkan pesanannya.

Ade mengangguk, "Siap abang bos." kata Ade.

Fatih akan beranjak menuju meja kosong sebelum matanya menangkap buku yang masih berada di meja kasir. Fatih mengambil buku tersebut.

AL - FATIH [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang