Prolog

7.9K 592 13
                                    

Kapan menikah?

Pertanyaan penuh misteri dan terdengar horor itu acap kali di tanyakan oleh orang-orang terdekat, seperti; orang tua, saudara, teman, tetangga dan sekalipun orang yang tak kita kenali. Menginjak usia dua puluhan atau bahkan memasuki kepala tiga pasti sudah tidak asing lagi dengan pertanyaan horor tersebut.

Apa yang biasanya kalian lakukan kalau mendengar pertanyaan tersebut? Pura-pura tidak dengar, mengalihkan topik, kabur atau melakukan sulap dengan menghilang dalam sekejap mata. Atau pilihan terakhir adalah dengan senyuman.

Kalau ada yang memilih pilihan terakhir, berarti kalian sama seperti yang di lakukan oleh Fatih. Yang hanya akan tersenyum tipis menanggapi pertanyaan horor tersebut. Bukan Fatih tidak ingin menjawab pertanyaan yang acap kali di tanyakan oleh sang Bunda tapi memang Fatih tidak menemukan jawaban yang pasti. Jadi, dia hanya tersenyum sebagai jawabannya. Dan itu cukup untuk membuat sang Bunda berhenti bertanya untuk hari itu. Besok? Ya, ditanyai lagi.

Fatih cukup memaklumi dengan pertanyaan kapan menikah yang sering ditanyai oleh orang-orang yang di sayanginya. Mengingat usianya yang sudah memasuki kepala tiga, sudah sangat matang dan siap dari segala finansial. Apalagi melihat kedua adiknya yang sudah memiliki keluarganya masing-masing membuat orang-orang terutama sang Bunda semakin gencar memberondongnya. Tapi apa mau di kata kalau jodohnya belum Allah kirimkan padanya. Dan Fatih percaya, Allah akan mengirimkan sang pelengkap iman tepat pada waktunya.

"Saya enggak tahu kapan Allah akan mengirimkan sosok pendamping sebagai pelengkap iman. Saya juga enggak tahu kapan Allah akan mengirimkan sosok malaikat Izrail sebagai pencabut nyawa setiap hamba-Nya. Dua-duanya adalah kepastian."

Dan, sampai suatu hari Fatih bertemu dengan seorang gadis yang entah kenapa sejak dari pertemuan tidak sengaja juga di sertai kejadian yang tidak menyenangkan itu dari sejak saat itulah pertemuan-pertemuan yang tidak pernah di sengaja kembali terjadi.

Gadis tersebut adalah Syakila.

"Bapak... Syakil mau nikah aja deh, pusing mikirin skripsi yang gak kunjung di acc." sebenarnya Syakila hanya mengatakannya sebagai angin lalu tetapi tampaknya sang Bapak menanggapinya dengan serius.

"Beneran mau nikah, gak mau nunggu wisuda dulu?" tanya sang Bapak.

Syakila mengangguk, menopang kedua pipinya dengan tangan menatap sang Bapak yang duduk di hadapannya.

"Bapak punya kawan yang anaknya belum nikah, kayaknya cocok sama kamu."

Entah karena takdir atau memang mereka berjodoh. Pertemuan pun kembali terjadi bila sebelumnya adalah pertemuan yang tidak di sengaja maka kali ini pertemuannya adalah pertemuan yang sudah di atur oleh kedua orang tuanya.

Inilah awal mula dari kisah Muhammad Al-Fatih Ghazwan dan Syakila Nafisah Tsabita. Dua orang yang berbeda yang bermula dari pertemuan yang tidak di sengaja hingga terikat oleh sebuah hubungan sebagai penyempurna separuh agama.

***

Holaaaa 🤗🤗🤗

Ketemu lagi sama aku di cerita baruuuuu. Siapa nih yang udah kenal sama abang Fatih cung tangan🤚

Di sini ada sedikit perombakan tapi InsyaaAllah gak akan jadi masalah untuk kedepannya.

Yang belum kenal yuk kenalan dulu sama abang Fatih gumush 🤣
Cerita ini adalah spin-off dari MMS. Yang mau kenal sama abang Fatih bisa baca MMS, tapi cerita ini gak ada kaitannya dengan MMS jadi gak masalah. Bisa langsung baca di sini aja.

Okey, cukup sudah cuap-cuap aku.

Bubyeee... See u soon💃

AL - FATIH [SELESAI] Where stories live. Discover now