23. Sang Empu Buku Yang Tertinggal

5.3K 515 19
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

Pagi telah tiba—di luar masih gelap— matahari masih belum berani menampakkan diri. Angin sejuk yang berhembus masuk melalui jendela yang terbuka lebar membawa udara segar berlomba-lomba masuk ke dalam ruangan kamar. Syakila merenggangkan otot-ototnya, ia menghirup udara segar dengan rakus dan menghembuskan dengan cepat. Senyuman manis mengembang di bibirnya, menopangkan dagu dengan tangan—tatapannya tertuju pada taman bunga di bawah sana.

"Sedang apa, hm?"

Lamunan Syakila buyar mendengar suara berat dari belakang, sebuah tangan melingkari perutnya. Syakila berbalik dan tersenyum melihat suaminya yang baru saja kembali dari masjid.

"Eh abang ngagetin, baru balik?"

Fatih mengangguk, memberikan kecupan manis di pipi istrinya—semakin memeluk sang istri erat dan menumpukan dagunya di kepala sang istri.

"Jangan kebiasaan melamun nanti kesambet."

"Siapa yang melamun, aku gak melamunin apa-apa."

"Itu tadi saya udah di sini tapi gak sadar sampai kaget begitu."

"Mana ada, habis abang datangnya diem-diem."

"Saya udah ketuk pintu sama ngucapin salam tapi gak ada gak ada sahutan dari kamu."

"Emang ada?"

Fatih mengangguk cepat, menatap lekat netra istrinya. Sebelah tangannya beralih ke wajah istrinya dan memberikan usapan lembut. Tanpa permisi kilasan bayangan kejadian semalam yang pernah ia duga melintasi kepala cantiknya, Syakila merasa hangat menjalari wajahnya, sudah di pastikan jika pipinya sudah berubah warna semakin menghangat.

Menyadari perubahan yang terjadi pada Syakila, Fatih meletakkan telapak tangannya di kening istrinya. Fatih mengerutkan kening seraya menarik tangannya, "Enggak panas." katanya kemudian.

Syakila mengerjapkan matanya perlahan, "Abang ngapain?" tanyanya keheranan.

Fatih meraup wajah Syakila dengan kedua tangan besarnya, "Saya kira kamu demam soalnya wajah kamu merah, tapi gak panas." kata Fatih menjelaskan.

Fatih menusuk- nusuk pelan pipi Syakila yang tiba-tiba merona dengan jari telunjuk. "Hayoooo, mikirin apa?" tanyanya jahil.

Syakila memberikan gelengan cepat, memberikan jarak diantara mereka.
"E-enggak, enggak ada!"elak Syakila memalingkan wajah dari suaminya.

Fatih tersenyum simpul, ia membawa wajah Syakila kembali menatap padanya."Tatap saya kalau bicara." ucap Fatih berhasil membuat Syakila tidak bisa beralih pandangan.

Syakila mengerucutkan bibirnya maju ke depan, menubruk dada bidang Fatih—menyembunyikan wajahnya di sana.

"Abang sengaja yah, sengaja ngisengin aku? Abang jahil banget sih!"

Fatih terkekeh mendengar nada merajuk istrinya, Fatih merunduk agar dapat melihat wajah istrinya yang bersembunyi.

"Iya deh maaf, tapi beneran saya penasaran, kasih tahu saya kamu lagi mikirin apa?"

"Enggak ada ih!"

"Ada!"

"Abang ngeyel di bilangin!"

Syakila menarik diri dari Fatih, menatap sebal suaminya yang malah terlihat senang. Syakila menghentakkan kakinya kesal, berbalik membelakangi Fatih dan melangkah pergi.

AL - FATIH [SELESAI] Where stories live. Discover now