32. Abang Suami

3.9K 365 7
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

Syakila menurunkan buku yang sedang di bacanya, setelah menandai batas akhir bacaannya Syakila menyimpan buku tersebut di atas meja. Tangannya meraih gelas minuman dingin dan menyeruputnya pelan sembari tatapannya mengarah kepada Fatih yang berada tidak jauh di hadapannya.

Fatih tampak sibuk dengan berkas-berkas yang bertumpuk di atas meja kerjanya. Tatapannya begitu serius membaca rangkaian kata di atas kertas dan beralih pada layar laptop yang menyala—sesekali membenarkan frame kacamata yang di pakainya. Fatih benar-benar tampak sangat sibuk dengan pekerjaannya.

Syakila membenarkan duduknya dan memperhatikan Fatih lagi dengan sebelah tangan bertumpu di dagu. Sudut bibirnya terangkat ke atas, ini kali pertama Syakila melihat Fatih yang berkaca mata dan suaminya itu terlihat lebih tampan.

Fatih mengalihkan perhatiannya mengarah pada Syakila yang saat ini terlihat sedang senyam-senyum sendiri. "Kenapa senyum-senyum sendiri? Awas kesambet." kata Fatih seraya menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.

Syakila memudarkan senyumannya, "Ish, abang sebarangan banget sih ngomongnya! Aku gak ke sambet yah!" kata Syakila mengomeli Fatih.

Fatih tertawa pelan, tangannya bergerak menyuruh Syakila agar datang kepadanya. Syakila misuh-misuh meski begitu tetap bangkit berjalan menuju Fatih. Syakila menarik kursi dan duduk di hadapan Fatih yang di halangi oleh sebuah meja di antara mereka.

"Tarik ke sini kursinya, duduk samping saya."

Syakila yang baru mendaratkan duduk bangkit lagi dan menarik kursinya ke samping Fatih. "Abang ribet deh." kata Syakila setelahnya.

Fatih terkekeh, memutar kursinya mengarah pada Syakila. "Depan saya kejauhan." kata Fatih mengambil sebelah tangan Syakila untuk di genggam.

Syakila mendelik menatap suaminya, kejauhan dari mananya coba? "Dih, bilang aja kalau abang mau deket-deket sama aku." cibir Syakila yang di benarkan oleh Fatih.

Fatih mengangguk, membawa tangan Syakila ke depan bibir dan mengecupnya lembut. "Memang benar kok." balas Fatih.

Syakila tidak dapat menahan senyum mendengar pengakuan suaminya. "Aku baper."ucap Syakila jujur dengan pipi merona.

Fatih terkekeh, tangannya terulur mengelus pipi Syakila yang merona. Syakila mengalihkan perhatian ke arah meja Fatih yang berserakan oleh kertas-kertas lalu tatapannya kembali lagi pada sang suami.

"Kerjaan abang banyak yah, pasti Abang capek banget."

"Iya, tapi sudah nggak sebanyak sebelumnya."

Syakila mengangguk-angguk, dia lalu bangkit berdiri membuat Fatih menatapnya penuh tanya.

"Mau ke mana?"

"Enggak ke mana-mana."

"Terus?"

Syakila tidak langsung memberi balasan, dia berdiri di belakang Fatih dan tangannya di letakkan di kedua sisi bahu suaminya.

Fatih memalingkan wajahnya ke belakang agar dapat melihat Syakila.
"Kamu mau apa?" tanya Fatih lagi.

Tangan Syakila mulai bergerak pelan di sisi bahu suaminya. "Aku pijitin yah, abang pasti pegel-pegel dari tadi duduk terus." jawab Syakila sambil terus menggerakkan tangannya.

AL - FATIH [SELESAI] Onde histórias criam vida. Descubra agora