56

1.5K 298 363
                                    

Itreula melirik jam yang melingkar manis di pergelangan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itreula melirik jam yang melingkar manis di pergelangan tangannya. Ia tidak memiliki banyak waktu lagi. Niles dan Anna pasti akan mengomel jika ia terlambat. "Om Ezra, Itre udah nunggu hampir setengah jam ini. Masa om jahat banget enggak mau bukain pintu?"

Itreula menghela napas panjang. Ia yakin Ezra sebenarnya ada di belakang pintu. Hanya saja rasa bersalah yang menghantui Ezra membuat pria itu enggan bertemu dengannya.

"Oke karena Om Ezra enggak mau ketemu sama Itre, Itre ngomong dari sini aja, ya? Itre udah harus pergi soalnya."

Walau tahu Ezra tidak bisa melihatnya sebab terhalang pintu, Itreula tersenyum tipis. "Jangan kayak gini, Om. Kecelakaan tiga minggu lalu enggak ada sangkut pautnya sama om. Itre juga yakin ... Hilo enggak bermaksud dorong Itre. Jadi, jangan ngurung diri, ya? Temui papa dan berteman seperti biasa."

"Sekalipun Itre sama Hilo putus, bukan berarti om sama papa enggak bisa temenan lagi. Justru kalau kalian musuhan, Itre jadi ngerasa bersalah."

Itreula mengetuk ujung sepatunya sebelum melanjutkan ucapannya, "Itre enggak mau bohong tentang perasaan Itre. Mungkin untuk sekarang, Itre masih sayang sama Hilo. Tapi, di sisi lainnya Itre juga takut ketemu sama Hilo lagi. Muka Hilo ... hari itu bener-bener bikin Itre takut."

Dugaan Itreula perihal Ezra di balik pintu terbukti benar karena Itreula dapat mendengar suara isakan pelan.

"Itre ... takut. Tapi, Om."

"Kita enggak boleh cuma ingat keburukan seseorang, bukan? Terlepas dari Hilo yang akhir-akhir ini sakitin Itre, Hilo pernah kasih Itre beribu kebahagiaan."

"..."

"Itre enggak nyesal pernah milih Hilo buat jadi pacar Itre. Hilo anak baik, kok, Om. Hilo cuma lagi ... tersesat aja. Jadi, jangan terlalu keras sama dia, ya?"

Tanpa Itreula tahu, Ezra membekap mulutnya erat berusaha menahan isakannya.

"Tapi Itre minta maaf, Om. Itre udah enggak bisa lagi sama Hilo. Itre juga berhak bahagia, kan?"

Itreula buru-buru mengusap matanya yang hendak meneteskan air mata. Bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman lebar. "Itre pamit, ya, Om? Itre mesti ketemu Anna sama Niles hehe. Semoga om sama Hilo selalu sehat. Itre doain yang terbaik buat kalian. Oh iya, jangan lupa hubungi papa. Kasihan dia kesepian tanpa om haha."

Usai berucap, Itreula langsung berlari mencari taksi yang bisa membawanya ke mal. Tadinya David ingin mengantarnya, tapi Itreula yang tidak mau terus merepotkan ayahnya pun segera menolak.

Itreula 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang