20

2.2K 396 834
                                    

Daebak, kalian keren😭❤️

Karena kalian keren, sesuai permintaan kalian, aku update pas jam sahur. Sebelumnya karena aku enggak on di Wattpad, aku enggak sempet bilang ini. Jadi, aku bilang sekarang aja ya hehe. Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya.

Dan tantangan kali ini gimana kalau 500 komen sama 200 votes? Bisa? Kalau sampe besok sore belum nyampe target, berarti aku enggak update cepet😙

Happy reading, Treluv!

***

"GILES!"

Mata Hilo lantas terbuka sempurna. Dia menghela napas kecewa karena pertemuannya dengan Giles hanyalah mimpi. Dia mendongak sebelum melihat langit yang kini telah cerah. Sudah berapa lama dia tertidur di rooftop? Bahkan, bajunya yang semula basah telah mengering sepenuhnya.

Dia meregangkan badannya sebentar sebelum memutuskan untuk kembali ke apartemennya. Seharusnya, Milky sudah pergi, bukan? Tidak mungkin Milky menunggu di apartemennya.

Sembari melangkah menuju lift, ingatan akan mimpinya terngiang di benaknya. Andre. Giles menyebut nama itu dalam mimpinya seakan tengah memberitahunya bahwa Andre bisa membantunya menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi. Namun, apa Andre akan membantunya?

Mengingat dia dan Andre tidak sedekat Andre dan Giles. Dia menggeleng. Dia harus terlebih dahulu mencobanya. Bagaimana dia tahu Andre akan membantunya atau tidak, jika dia tidak berusaha? Dia tidak boleh menyia-nyiakan kebaikan Giles yang sudah mengunjunginya melalui mimpi.

Setibanya di apartemen, dia lantas berkeliling memastikan bahwa Milky sudah pergi. Dia tersenyum lega begitu tidak menemukan seorang pun di apartemennya.

Tidak mau membuang waktu lagi, Hilo mencari kontak Andre.

Hilo Addis
Dre

Hilo Addis
Lo lagi sibuk?

Hilo menunggu balasan Andre dengan gugup. Hilo sudah hampir menyerah sebab lima belas menit telah berlalu dan Andre masih tidak membacanya. Namun, tepat saat dia hendak meninggalkan ponselnya untuk minum, sebuah notifikasi masuk yang langsung membuat dia menjerit bahagia.

Andre Vancois
Enggak

Andre Vancois
Kenapa?

Hilo tersenyum penuh arti.

Hilo Addis
Gue vidcall, ya? Ada yang perlu gue omongin ke lo dan bakalan panjang banget kalau lewat chat

Andre Vancois
Ya

Hilo segera menekan tombol panggilan video dan tidak sampai dua detik, wajah Andre terpampang jelas di layar ponselnya. Hilo menggaruk tengkuknya canggung. Sudah lama sekali dia tidak melihat dan berbicara dengan Andre.

Selama ini, dia hanya menjaga komunikasi dengan keluarga Itreula dan ayahnya.

"Ehm, halo!" sapa Hilo kepada Andre. Sebelum meminta bantuan, dia harus terlebih dahulu menyapanya, bukan?

Meski canggung, Andre melambaikan tangan. "Halo. Kenapa, Hil? Enggak biasanya lo hubungin gue."

"Oh, gini. Gue ... mau minta bantuan. Boleh?" tanya Hilo ragu-ragu membuat laki-laki berambut cokelat ikal di seberang sana kebingungan.

"Bantuan? Kenapa?"

"Semua sosmed gue ... diblokir sama Itre."

Andre mengernyit, pasalnya dia tidak mendengar apa pun dari kekasihnya—Anna—sehingga dia berpikir hubungan Itreula dan Hilo baik-baik saja. "Loh? Kok? Kalian berantem?"

Itreula 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang