"Huh jauh-jauh sana Lo, bikin ga aman sekolah aja" sahut Milka lagi.

Hera mengganti pakaiannya dengan pakaian yang ada di loker miliknya, bau busuk itu masih terasa walau ia sudah membersihkan dirinya. Hera hanya mampu menangis dalam diam untuk Sekarang.

Beberapa hari ini Milka dan yang lainnya selalu berlaku tidak senonoh pada Hera, entah mencoret bangku Hera dengan sebuah tulisan yang tak pantas, bahkan merobek buku miliknya dan sekarang Milka melakukan ini padanya.

"Bukan hidup yang ga adil, tapi memang ini cara Tuhan buat bikin kita lebih kuat" ucap Hera memegang sisi dadanya untuk meyakinkan dirinya sendiri.

Hera keluar dari ruangan ganti baju dan berjalan menuju kelas yang sudah dimulai sejak tadi. Namun langkahnya terhenti mendengar teriakan yang tidak terlalu keras didekat gudang?

"Tolong!!!"

"Buka pintunya!!! Aku takut gelap!!"

"Hahh tolong!!!"

Itu benar, Hera mendengar suara itu dari sana.

"Siapa di dalam?" Tanya Hera.

"Tolong aku ku mohon hiks..."

"Ehm sebentar, kau mundur dan jauh-jauh dari pintunya aku akan usaha buat buka oke?" Ucap Hera setengah berteriak.

"Baik"

Perlahan Hera memundurkan tubuhnya dan ia mendorong kakinya untuk membuka pintu itu, tak cukup sekali Hera harus mengulang sampai tiga kali agar pintu itu terbuka.

"Alana?" Ucap Hera ketika melihat gadis itu dengan wajah yang basah oleh keringat dan air mata.

"Hera aku takut..." Dia menghampiri Hera dan memeluknya cepat tubuhnya bergetar membuat Hera mengelus bahu Alana.

"Kamu gapapa? Siapa yang ngelakuin ini?  Tanya Hera.

Tak ada jawaban dari Alana, gadis itu masih terisak dengan bahu yang bergetar.


Hera membawa Alana menuju ke UKS dan membiarkan gadis itu tidur diatas brankar terbaring dengan wajah yang masih ketakutan.

Brukh

Pintu ruangan terbuka cukup keras membuat netra mata Hera bertemu dengan Jehan yang tampak kelelahan karena wajahnya berkeringat.

"Jehan?" Ucap Hera pada lelaki itu.

"Ra? Ngapain Lo disini?" Tanyanya menghampiri Hera yang duduk ditepi dekat Alana.

"Gue nemuin Alana di gudang, kayaknya ada yang jahatin dia" balas Hera.

"Oh dia ga kenapa-napa kan?" Pertanyaan Jehan sontak membuat Hera menggeleng kan kepalanya.

"Jehan... Aku takut" keduanya menatap Alana yang telah membuka matanya dan menggapai tangan Jehan lalu menggenggamnya.

"Lo kenapa? Siapa yang lakuin ini?" Tanya Jehan pada gadis itu.

"Aku gatau, mereka narik aku gitu aja tadi" lirih Alana yang diiringi tangis nya lagi.

Hera melihat itu hanya bergeming dan menghembuskan nafas nya lalu bangkit dari duduknya.

"Lo udah baik-baik aja sekarang, gue pergi dulu" balasnya lalu berbalik untuk pergi.

1. PASSING BYWhere stories live. Discover now