ia kadang takut jika saat sudah besar nanti, sahabatnya itu akan pergi meninggalkannya, seperti saat sahabatnya itu pergi pulang kampung di liburan tahun baru.

Ia takut di ejek oleh teman-teman sekolahnya. kalau Angel pergi, ia tidak akan punya teman lagi. Tidak ada teman bicaranya lagi, tidak ada teman bermain ayunan nya lagi, tidak ada teman melukisnya lagi.

Semua mengejeknya dengan sebutan 'ANAK MAMA'. Terkadang ia bingung, mengapa teman-temannya mengatakan itu, kan dia memang anak bundanya? Apa dia bukan anak bunda nya? Makanya teman temannya mengejek dia dengan kata-kata itu? Lalu, dari mana mereka tau jika ia bukan Anak ayah bunda nya?

Yah begitulah pemikiran seorang Galang kecil.

"Angel!!!... Galang!!!... sini, yuk! Kita makan malam dulu, nonton bintangnya nanti saja di lanjutkan, okay?!!" Teriak Mama Angel dari belakang mereka.

"Iya sayang!! Kita makan dulu, yah?" Sambung bunda Galang, sedikit lebih lembut dari suara mama Angel.

"Okay, mah!!" Angel berdiri terlebih dahulu dari pada Galang. ia berlari pergi meninggalkan galang yang baru saja akan berdiri dan tidak menyadari kepergian Angel.

"Angel, sini galang bant-,"galang celingak-celinguk mencari Angel. "Angel mana?!"

Ia hampir saja panik saat tidak menemukan sahabat kecilnya itu tidak ada lagi di sampingnya, padahal sebelumnya masih ada. Sebelum Akhirnya ia menoleh kebelakang, melihat Angel yang baru saja akan duduk di kursi taman.

Galang menatap punggung Angel yang kini, Angel sedang menunggu sebuah daging panggang hasil barbeque'an orang tua mereka di letakkan pada piring kecilnya.

Ia tersenyum manis karena Sahabat kecilnya itu ternyata tidak hilang.

Dengan langkah kecil dan lincahnya, Galang kecil berlari mendekati kedua keluarga yang sedang melakukan pesta kecil-kecilan antar tetangga itu. Masih sangat indah dan Damai.

   Dan di saat itulah, Galang kecil yang masih polos dan lugu, tidak memahami alur takdir yang telah berjalan bahkan sudah terlihat sejak mereka berdua masih kecil. Galang hanya mengira itu adalah hal biasa saja, namun takdir dan waktu tidak berkata seperti itu.

Takdir atau janji? Manakah yang akan berhasil melaksanakan kehendaknya. Janji yang sama sekali tidak terjadi karena  kesadaran kedua-duanya atau takdir yang terlalu kejam, yang harus menjerumuskan dua insan mungil kedalam kisah berduri sepasang sahabat?

*******

Saat ini, seorang gadis berlari turun dari atas undakan tangga rumahnya menuju pintu utama yang terdengar gaduh karena bel rumah yang terus menerus di tekan. "Cih! Siapa sih yang datang sore-sore begini? Mana gak sabaran lagi!!"

Tin-Tong!

Tin-Tong!

Tin-Tong!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 26, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LOVE IN DRUGWhere stories live. Discover now