part 1.

1 1 0
                                    

"Vote & comment this chapter
Don't forget guys"

******************************

"Maaf kan aku bila emosiku membuat jalan ini jadi penuh batu tajam dan licin"
>Maretha Angel<

************************************

Brakk!!....

"Aku. Gak. Suka. Hal Beginian Galang!!" Tekan Angel Dengan emosi yang mengebu-gebu di dalam dirinya. "Galang!!... Aku gak pernah yah bilang ke kamu kalau kita pacaran, aku hanya anggap kamu TEMAN.... "Angel menatap Tajam ke arah siswa Cowok yang kini berdiri tertunduk takut dengannya.

Ia tadinya tidak mau bertindak berlebihan dan malah membentak teman kecilnya itu, namun setelah mengetahui hal ini, emosi nya semakin membuncah, membuat dirinya tak bisa lagi mengendalikan emosinya.

"A-aku tad,-" Galang yang hendak berbicara menutup kembali Rapat mulutnya.

"Diam!!... aku bilang diam AKSARA GALANG PRATAMA!!!" bentak Angel di hadapan siswa-siswi yang menggerumuni mereka berdua.

Galang yang dibentak seperti itu menutup matanya rapat dengan kepala yang semakin ia tundukkan merasa bersalah.

Galang meremas celana biru tua nya, menyalurkan rasa takut dan bersalah nya, ia ingin menangis namun takut malah membuat gadis yang ia sukai dalam Diam semakin marah kepadanya.

Angel memandang sinis dengan tangan yang menggepal keras menahan amarahnya, "sungguh! aku gak nyangka kamu bisa berbuat seperti ini lalang" ujar Angel dengan nada yang sedikit melembut namun tersirat akan kekecewaan yang mendalam.

Galang menggeleng. "Bu-bukan aku yang mengat,-"

"Mengatakan apa? HA?!! belum cukup buat malu aku?!! biar Aku jelaskan" Angel berjalan mendekat kearah Galang, menyisakan jarak yang sedikit di antara mereka. "AKU. BENCI. DIRIMU. ANAK MANJA!!!" Bentak Angel tepat di hadapan Wajah Galang.

"Hahahah.... Anak Manja... huuu!"

"Heh cowok culun!! mimpi apa semalam, ha?! sampai-sampai berniat menembak Queenbee sekolah. hahahah"

"CIH! tahu diri dong, cowok mama kok maunya dewi sih, hahaha"

"Kalau aku tuh jadi dia, udah malu nya sampe ke ubun-ubun, najis!!!"

Sorakan demi sorakan menggema keras di gendang telinga galang, ia menutup telinganya sekuat mungkin agar tidak mendengar kalimat hinaan-hinaan yang menuju tajam ke arahnya.

"Ti---tidak A--aku tidak melakukan itu, ti--tidak tidak pernah" Bela Galang, ia menggeleng-gelengkan kepalanya berharap suara-suara itu berhenti menyakiti nya.

"Hahaha NANGIS dong guys, masa cowok nangis sih? Banci!"

"Dasar gak gentle banget sih jadi cowok, Gak guna tau, gak?"

"Mati aja sono, gak tahu malu banget jadi orang"

"Hahah sorak'kan guys sorak'kan, kita basmi spesies cowok beginian"

Bukannya berhenti suara itu semakin menjadi-jadi, Galang tidak tahan lagi akan ini, ia ingin pulang, menemui ibunya, meminta ibu nya agar menghentikan rasa sakit nya ini.

Galang perlahan berjongkok di atas lantai dengan tangan yang masih menutup rapat kedua telinganya serta kepala yang masih ia gelengkan sekuat mungkin.

LOVE IN DRUGWhere stories live. Discover now